JAKARTA - Data Litbang Polri merilis data indeks kepercayaan publik terhadap layanan Korps Lalu Lintas (Korlantas) meningkat signifikan, dari 73,2 persen di akhir 2024 menjadi 80,5 persen pada Mei 2025.
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho mengungkapkan, dalam data tersebut pelanggaran lalu lintas, khususnya kendaraan Over Dimensi dan Over Load menunjukkan penurunan di berbagai wilayah yang telah menerapkan penegakan hukum digital.
"Keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen kuat untuk menghadirkan pemolisian lalu lintas yang modern dan adaptif, sebagai bagian dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 dan dukungan terhadap visi Indonesia Emas 2045," kata Agus, Senin (16/6/2025).
"Dengan menjabarkan Grand Strategy Polri menuju Indonesia Emas 2045, Korlantas memfokuskan upaya pada reformasi layanan lalu lintas berbasis teknologi, data, dan kepedulian terhadap keselamatan masyarakat," ujar Agus.
Lebih dalam, kata Agus, pemolisian lalu lintas yang modern dan adaptif diterapkan melalui penggunaan teknologi seperti perluasan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), serta penguatan sistem digital untuk pelayanan publik seperti SIM online, STNK digital, dan pengawasan kendaraan over dimensi dan over loading. Korlantas juga mulai mempersiapkan sistem hukum dan regulasi untuk mengantisipasi kehadiran kendaraan listrik dan kendaraan otonom di masa depan.
"Dalam semangat Presisi Polri—yakni Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, dan Berkeadilan—Korlantas mempercepat reformasi internal untuk memulihkan dan meningkatkan kepercayaan publik. Pelayanan yang transparan, mudah diakses, dan akuntabel menjadi prioritas utama," tutur Agus.
Agus menuturkan, jajarannya juga merangkul media sebagai mitra strategis sekaligus pengawas kebijakan. Keterbukaan informasi dan ruang bagi kritik membangun menjadi bagian penting dari tata kelola Korlantas yang modern.
Korlantas Media Center dibuka sebagai jembatan komunikasi aktif antara kepolisian dan masyarakat melalui peran jurnalis dan media. Upaya nyata di lapangan pun terus dilakukan.
Dari edukasi keselamatan lalu lintas melalui program Polantas Mengajar di sekolah, hingga penambahan perangkat ETLE di jalur rawan kecelakaan dan peluncuran unit mobile command center berbasis kecerdasan buatan.
“Pemolisian lalu lintas yang modern dan adaptif bukan slogan, tapi kerja nyata yang terus kami jalankan. Kami ingin hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan publik yang relevan dengan tuntutan zaman. Untuk itu, kami juga butuh dukungan dari seluruh masyarakat," papar Agus.
(Arief Setyadi )