Markas Intelijen Israel Luluh Lantak Dirudal Iran dan Kisah Jenderal Kopassus Nyaris Tembak Agen Mossad

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Rabu 18 Juni 2025 08:10 WIB
Sjafrie Sjamsoeddin/ist
Share :

JAKARTA – Iran mengejutkan dunia dengan melancarkan serangan ke markas Badan Intelijen Israel, Mossad. Pasalnya, markas telik sandi negara Zionis tersebut dikelilingi dengan sistem pertahanan udara canggih yang juga dibantu dengan Amerika Serikat.

Gedung yang berada di kota pesisir Herzliya, dekat Tel Aviv itu hancur dihantam rudal balistik Iran berpresisi tinggi. Selain Mossad, Israel mempunyai dinas rahasia lainnya yaitu Israeli Military Intelligence (Aman) dan Shin Bet.

Kementerian Pertahanan Iran menegaskan, untuk pertama kali militernya menggunakan rudal jenis baru yang tidak bisa dideteksi saat menghancurkan kantor intelijen Israel, Mossad.

"Pada serangan ini, kami meluncurkan rudal-rudal yang tidak bisa terlacak atau terintersep," ujar Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Brigjen Reza Talaei-Nik, dikutip IRNA, Rabu (18/6/2025).

Di sisi lain, ada kisah menegangkan salah satu perwira Kopassus TNI AD nyaris baku tembak dengan agen Mossad.

Perwira itu adalah Sjafrie Sjamsoeddin yang saat itu ditugaskan sebagai anggota Paspampres mengawal Presiden Soeharto menghadiri sidang yang digelar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.

Kisahnya bermula saat Presiden Soeharto menginap di kamar presidential suite Hotel Waldorf Towers lantai 41. Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di mana kebijakannya sangat berpengaruh bagi anggotanya yang mayoritas negara-negara Timur Tengah.

Atas dasar itulah Perdana Menteri (PM) Israel Yitzak Rabin kala itu ingin menemui Presiden Soeharto di hotel tempatnya menginap. Ketika itu Presiden Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka.

 

Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat adalah Sjafrie Sjamsoeddin yang kini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) RI.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, PM Yitzak Rabin beserta para personel Mossad itupun dikawal oleh Sjafrie menemui Presiden Soeharto. Namun, saat hendak memasuki lift, terjadi insiden menegangkan.

Pengawal Yitzak Rabin menaruh curiga menolak dan tidak mau satu lift dengan Sjafrie beserta dua personel Paspampres lainnya. Padahal, Sjafrie sudah terdaftar dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB. Itu artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.

Sjafrie kemudian terlibat adu mulut dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.

 

Dengan gerakan sangat cepat, pengawal Yitzak Rabin yang merupakan pasukan elite Israel tersebut, tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie. Tidak hanya itu, dia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras.

Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Baretanya ke perut pengawal.

Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing.

 

Kala itu, kedua belah pihak saling menodongkan senjata. "Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahannya.

Ketegangan kemudian mereda setelah pengawal Yitzak Rabin menurunkan senjatanya. Adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel urung terjadi.

PM Yitzak Rabin dan pengawalnya akhirnya mau menaati protokol kemanan Paspampres.Bahkan, Yitzak Rabin harus rela menunggu selama 15 menit untuk bisa bertemu Presiden Soeharto.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya