Orang tersebut juga mengatakan di saat yang bersamaan, para petinggi pimpinan juga mempertimbangkan calon mana yang bisa merepresentasikan wajah yang lebih moderat untuk menangkis serangan asing dan pemberontakan internal.
Menurut sumber informan lain menyebutkan bahwa terdapat dua calon terdepan yang diusung dalam pembahasan suksesi. Yang pertama yakni putra Khamenei sendiri yang berusia 56 tahun, Mojtaba, yang selama ini dianggap sebagai calon penerus, lalu juga terdapat Hassan Khomeini, cucu pendiri revolusi islam.
Hassan Khomeini mulai dipertimbangkan secara serius sebagai calon pengganti pemimpin tertinggi bulan ini, terutama karena konflik yang memanas dengan Israel dan Amerika. Ia dinilai sebagai sosok yang lebih moderat dan baik untuk dunia internasional maupun rakyat Iran apabila dibandingkan Mojtaba Khamenei.
Justru sebaliknya, Mojtaba dianggap menganut garis keras seperti ayahnya. Namun sumber-sumber menyatakan belum ada keputusan final mengenai hal ini, daftar calon pun masih bisa berubah, dan keputusan tetap berada di tangan pemimpin tertinggi.
Situasi militer yang masih bergejolak memunculkan ketidakpastian apakah pergantian pemimpin ini bisa dipilih dan dilantik dengan aman. Serangan Israel yang menewaskan beberapa komandan utama Garda Revolusi juga menjadi sebab sulitnya proses suksesi.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melalui media sosialnya mengatakan bahwa mereka tahu di mana pemimpin tertinggi Iran bersembunyi dan menyebut bahwasanya Khamenei merupakan “target yang mudah selanjutnya,” sembari menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat.