“Beragam seni budaya tersebut dipersembahkan oleh putra-putri dari siswa sekolah dasar sampai pelaku budaya seni dari sanggar-sanggar di Maros. Semuanya bersatu, berkolaborasi menunjukkan potensi kekayaan budaya Kabupaten Maros,” tuturnya.
Dari 3–5 Juli 2025, Festival Gau’ Maraja menghadirkan simposium internasional, Pameran Bilah Pusaka, Pentas Perkusi Bali Sumangek, Kolosal Bate, instalasi cahaya di Leang-Leang, pentas tari Makkaddo Bulo, teater purba, sunatan massal, keroncong Svaranusa, serta festival lagu daerah.
Pembukaan Festival Gau’ Maraja diwarnai dengan penampilan tari Kolosal Bate bertajuk “Jejak Peradaban” yang dipersembahkan oleh 300 siswa-siswi SD, SMP, dan SMA se-Kabupaten Maros. Penampilan ini disaksikan oleh ribuan masyarakat yang hadir memenuhi Lapangan Pallantikang.
Jajaran pejabat dan tokoh budaya hadir dalam pembukaan festival Gua’ Maraja, di antaranya Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi, Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Andi Rachmatika Dewi beserta jajaran, Bupati Maros Chaidir Syam, Wakil Bupati Maros Muetazim Mansyur, dan tokoh budaya Kabupaten Maros A.A. Mapparessa Daeng Manimbang.
Sementara itu, mendampingi Menteri Kebudayaan, turut hadir jajaran Kementerian Kebudayaan, di antaranya Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga Rachmanda Primayuda, dan Direktur Pengembangan Budaya Digital Andi Syamsu Rijal, dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sinatriyo Danuhadiningrat.
“Sekali lagi, saya ucapkan selamat atas pembukaan Festival Gau’ Maraja dengan tema Leang-Leang Goes to Mega Diversity, serta Dirgahayu ke-66 Kabupaten Maros. Semoga dengan rida Allah SWT, Maros dan Indonesia terus berjaya sebagai bangsa yang besar, beradab, dan tidak pernah melupakan akar budayanya,” kata Menbud Fadli Zon.
(Agustina Wulandari )