Kitab ini menjadi pedoman luas, bukan hanya bagi para bangsawan, tetapi juga rakyat biasa, sehingga masyarakat hidup dalam keteraturan berbasis nilai-nilai luhur.
Hukum Moral dan Sosial yang Mengikat Jiwa
Uniknya, meskipun beberapa pelanggaran tidak selalu berujung pada sanksi fisik, ketentuan hukum yang berasal dari kitab tersebut sangat mengena secara batin. Kepercayaan bahwa kutukan akan datang kepada pelanggar membuat masyarakat lebih taat secara sukarela.
Sebagai raja yang diyakini memiliki karisma besar dan dianggap sebagai titisan dewa, Prabu Siliwangi menempatkan dirinya bukan sekadar pemimpin politik, tapi juga sebagai penjaga moral masyarakat Sunda.
Sistem Pertahanan yang Terorganisasi
Di bidang pertahanan, Prabu Siliwangi membangun sistem militer yang kuat dan terstruktur. Ia membentuk berbagai satuan pasukan seperti:
Bayangkara – penjaga keamanan istana
Prajurit – pasukan reguler
Pamarang – ahli pedang
Pamanah – ahli panah