Skandal Kebocoran Data Besar, Identitas Ratusan Mata-Mata dan Pasukan Khusus Inggris Terungkap

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 20 Juli 2025 18:17 WIB
Ilustrasi. (Foto: MoD Crown)
Share :

JAKARTA – Identitas lebih dari 100 mata-mata dinas intelijen MI6, anggota pasukan khusus Inggris, dan personel militer lainnya terbongkar dalam kebocoran data besar-besaran, demikian dilaporkan media pekan ini. Laporan tersebut menyebutkan bahwa kebocoran ini telah ditutup-tutupi dari publik.

Menurut laporan, dampak dari kebocoran besar-besaran data Kementerian Pertahanan Inggris di Afghanistan disembunyikan dari publik di bawah superinjunction yang diberlakukan pengadilan selama bertahun-tahun. Perintah bungkam ini dicabut pada Selasa (15/7/2025) oleh hakim Pengadilan Tinggi, yang memungkinkan media untuk melaporkan insiden tersebut.

Beberapa hari kemudian, sejumlah media memberitakan bahwa personel militer dan intelijen Inggris termasuk di antara mereka yang terekspos.

Nama-nama lebih dari 100 pejabat Inggris tercantum dalam data yang bocor, termasuk anggota MI6 dan pasukan khusus, demikian dilaporkan BBC pada Kamis (17/7/2025).

Kementerian Pertahanan Inggris awalnya membocorkan spreadsheet melalui email yang salah kirim pada Februari 2022, yang berisi data pribadi hampir 19.000 warga Afghanistan. Orang-orang ini telah bekerja sama dengan Inggris selama perang puluhan tahun yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Afghanistan dan telah mengajukan permohonan pemukiman kembali di Inggris, karena khawatir akan pembalasan dari Taliban.

Kebocoran data tersebut terulang pada tahun berikutnya, ketika seseorang di Afghanistan mengunggah sebagian data di Facebook dan mengancam akan mengunggah sisanya. Hal ini mendorong London untuk segera mengeluarkan perintah pembungkaman dan membentuk skema relokasi rahasia bagi mereka yang terdampak. Para individu ini tidak diberitahu tentang kebocoran tersebut, "meskipun berisiko bagi keselamatan mereka," menurut BBC.

 

Total biaya relokasi ribuan warga Afghanistan dan keluarga mereka ke Inggris serta penyediaan perumahan bagi mereka, "dapat diasumsikan mencapai beberapa miliar pound," menurut Hakim Chamberlain, yang mencabut superinjunction tersebut. Sebanyak 4.500 orang telah dipindahkan dari Afghanistan ke Inggris melalui skema ini hingga saat ini, menurut laporan BBC.

Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, telah menyampaikan "permintaan maaf yang tulus" atas nama London kepada mereka yang informasinya dibobol dalam kebocoran data tersebut. Ia menyatakan dirinya "tidak dapat memastikan" apakah ada korban jiwa akibat kebocoran ini.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita News lainnya