Puri Agung Karangasem Gelar Puncak Karya Baligia, Perindo Bali Apresiasi Generasi Muda Turut Jaga Warisan Adat

MNC Portal, Jurnalis
Selasa 22 Juli 2025 19:18 WIB
Jro Bima saat hadiri acara Puncak Karya Baligia (foto: dok ist)
Share :

KARANGASEM – Keluarga besar Puri Agung Karangasem menggelar puncak upacara Karya Baligia Utama di Taman Sukasada Ujung, Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Minggu 20 Juli 2025.

Karya Baligia Utama ini menjadi istimewa karena merupakan upacara besar yang terakhir kali dilaksanakan puluhan tahun lalu. Ribuan warga Karangasem turut terlibat, serta dihadiri sejumlah pejabat negara mulai dari wakil menteri, gubernur, hingga para keturunan raja se-Nusantara.

“Upacara Baligia yang diadakan Puri Agung Karangasem ini merupakan upacara terbesar, yang ikut dilaksanakan oleh ribuan warga Karangasem. Upacara ini sudah puluhan tahun tidak pernah digelar, dan kini baru kembali dilaksanakan,” kata Plt. Ketua DPW Partai Perindo Bali, I Ketut Putra Ismaya Jaya atau akrab disapa Jro Bima, yang turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan ini.

Ia mengungkapkan, Partai Perindo Bali mendukung penuh upacara adat dengan membantu sosialisasi agar lebih dikenal masyarakat, termasuk melalui media massa. 

“Saya sebagai Plt. Ketua DPW Partai Perindo Bali selalu siap menyumbangkan tenaga dan kontribusi lainnya,” ucap Jro Bima.

 

Sebanyak 104 puspa, atau simbol roh leluhur yang telah melalui prosesi ngaben, disucikan kembali. Dari jumlah tersebut, 17 di antaranya merupakan puspa dari keluarga inti Puri, termasuk Pengelingsir Prof. A.A. Agung Gede Putra Agung dan Anak Agung Istri Agung Raka Padmi. Sisanya berasal dari berbagai wilayah di Karangasem hingga Lombok.

Prosesi dimulai dengan upacara melaspas padma dan bukur, lalu dilanjutkan Mapurwa Daksina, yakni ritual mengitari bale piyadnyan sebanyak tiga kali bersama berbagai sarana upakara. Salah satu elemen penting dalam prosesi ini adalah lembu putih, binatang suci dalam kepercayaan Hindu yang menjadi media penyucian atma.

“Ini untuk mewarisi adat istiadat dan budaya leluhur kami kepada anak cucu di masa datang. Sebab, warisan terbesar yang dapat diberikan kepada mereka bukanlah uang atau hal-hal materi lainnya, melainkan warisan adat istiadat dari para leluhur kami,” ungkap Pengelingsir dan Manggala Puri, Anak Agung Bagus Parta Wijaya, yang menjadi penanggung jawab upacara tersebut.

 

Menyoroti upacara di Karangasem ini dan acara adat lain di Bali pada umumnya, Jro Bima juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pelaksanaan upacara sebagai upaya pelestarian budaya. 

“Kami di Bali selalu melibatkan generasi muda dalam kegiatan adat dengan tujuan agar warisan ini bisa dijaga dan diwariskan kembali kepada generasi mendatang,” ungkapnya.

Salah satu cara efektif yang selama ini dilakukan di Bali adalah melalui lomba-lomba budaya antar pemuda yang rutin digelar di tingkat banjar, desa, hingga kabupaten.

Hadiah dan penghargaan yang diberikan membuat mereka lebih bersemangat untuk ikut serta, sehingga budaya tidak hanya terpelihara tetapi juga hidup dan berkembang.

Menurutnya, upaya positif pelestarian budaya di Bali ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Namun, dibutuhkan peran aktif dari pemerintah dan perangkat setingkat desa untuk menghidupkan kegiatan serupa.

“Dengan sering mengadakan pentas dan lomba, saya yakin akan banyak anak muda yang tertarik untuk mengenal, mencintai, dan menjaga budayanya sendiri,” pungkas Jro Bima.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya