JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan dari hasil analisis dinamika atmosfer terkini, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan meningkat dalam sepekan ke depan pada 25-31 Juli 2025.
“Kondisi ini didukung oleh berbagai faktor, mulai dari skala global, regional, hingga lokal, yang secara kolektif menciptakan kondisi atmosfer yang labil dan kondusif untuk pembentukan hujan dengan intensitas bervariasi,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Jumat (25/7/2025).
Sementara itu, BMKG mendeteksi bahwa dalam 24 jam ke depan (25 Juli 2025, pukul 00 UTC), kecepatan angin maksimum di dekat pusat Siklon Tropis CO-MAY diperkirakan mencapai sekitar 55 knot (102 km/jam). Siklon tropis ini diprediksi bergerak ke arah utara hingga timur laut, menjauhi wilayah Indonesia.
Dalam 48 jam ke depan (26 Juli 2025, pukul 00 UTC), kekuatan angin maksimum Siklon Tropis CO-MAY diperkirakan akan melemah, dengan kecepatan angin di dekat pusat sistem menjadi 35 knots (65 km/jam), dan dengan pergerakan ke arah timur laut, menjauhi wilayah Indonesia. Setelah itu, dalam 72 jam kedepan (27 Juli 2025) siklon tropis Co-May diperkirakan akan terus melemah.
Selain itu, BMKG juga mendeteksi Bibit siklon tropis 98W masih diprakirakan berada di Samudra Pasifik Utara Papua dengan kecepatan angin maksimum 35 knot, dan tekanan 1004 hPa. Pergerakan hingga 3 (tiga) hari ke depan diprediksi ke arah utara-barat laut dengan potensi menguat, dan potensi menjadi TC dalam 24-72 dalam berada pada kategori sedang-tinggi.
Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari Perairan utara Jawa Timur hingga Jawa Tengah, dari Papua Pegunungan hingga Papua Tengah, dan di Samudra Pasifik utara Papua. Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Filipina, dan Laut Banda.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis, bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” jelas BMKG.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi Peningkatan kecepatan angin permukaan hingga mencapai >25 knots terpantau di Laut Andaman, Perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Filipina, dan Samudra Pasifik utara Papua Nugini, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan tersebut.
“Dengan memperhatikan kompleksitas dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan proaktif dalam mengantisipasi potensi cuaca signifikan seperti Kekeringan dengan potensi kebakaran hutan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah masing-masing selama sepekan ke depan,” imbaunya.
Berikut prospek cuaca sepekan ke depan:
Periode 25 – 27 Juli 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat): Jawa Barat dan Jawa Timur.
Periode 28 – 31 Juli 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat): Jawa Barat dan Jawa Timur.
Angin Kencang: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
(Awaludin)