“Saya ini kadang-kadang juga geleng-geleng, aduh, (polemik ijazah) ini tak masuk logika. Tapi di lapangan kejadiannya seperti yang kita lihat. Kita ini kuliah sulit-sulit, nilai mata kuliah saya juga lulus semua. Beda kalau teman dekat saya Jamhur, yang mata kuliahnya sampai mengulang empat kali pas dosennya Pak Daliyo. Kalau yang ijazahnya diragukan, boleh, wong saya itu nggak pernah ngulang mata kuliah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkap bahwa setelah ijazah dipertanyakan, yang dipersoalkan kemudian adalah skripsinya. Ia menyebut skripsinya dibimbing langsung oleh Prof. Dr. Ahmad Sumitro, dan diuji oleh Prof. Burhanuddin serta Ir. Sofyan Warsito. Namun, hal itu pun masih diragukan.
“Setelah skripsi diragukan, ganti KKN (kuliah kerja nyata) saya yang diragukan. Jadi dari ijazah, lari ke skripsi, lari ke KKN sampai lokasinya didatangi,” katanya.
Jokowi menyebut lokasi KKN-nya berada di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ia bahkan masih mengingat beberapa teman satu timnya saat KKN.
“Teman-teman KKN saat itu saya juga ingat. Ada dari Fakultas Hukum namanya Bu Yohana, lalu dari Fakultas Biologi ada Bu Riza, dan yang dari Fakultas Teknik Geodesi ada yang namanya Eko,” kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung soal tudingan terhadap dosen pembimbingnya, Ir. Kasmudjo, yang sempat dipersoalkan. Padahal, kata Jokowi, Kasmudjo benar-benar menjadi dosen pembimbingnya semasa kuliah dan bahkan masih membantu setelah ia lulus.