Ahmed al-Najjar, seorang jurnalis dan penduduk Gaza yang berlindung di Khan Younis, mengatakan warga Palestina di wilayah yang terkepung tersebut menghadapi “tragedi dan siksaan” di tengah pengeboman Israel, kelaparan paksa, dan rasa tidak aman yang mendalam.
“Dengan kucing-kucing pergi, tikus-tikus akan bermain – hanya saja ini bukan sekadar tikus, melainkan kekacauan genosida Israel yang direkayasa,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Ia menekankan rasa aman “tidak ditemukan di mana pun” di Gaza.
“Kami tidak hanya merujuk pada fakta ketakutan terus-menerus akan bom Israel yang dijatuhkan di kepala kami, tetapi fakta bahwa ada kekosongan keamanan dan kekuasaan total yang membuat kami di sini tidak yakin dan tidak yakin akan keselamatan kami sendiri,” kata al-Najjar.
Ia menjelaskan bahwa bahkan berjalan di jalan dan pergi membeli sekantong tepung atau kebutuhan pokok lainnya membuat orang merasa tidak yakin apakah mereka akan dapat pulang dengan selamat.
“Tidak ada kehadiran polisi atau pasukan keamanan di jalanan; kami telah menyaksikan penargetan pasukan polisi yang terus-menerus dan sistematis di dalam 'zona aman' ini.”
(Erha Aprili Ramadhoni)