Indonesia-Suriah Sepakati Penguatan Kerja Sama Budaya lewat Pertemuan Bilateral di Bali

Agustina Wulandari , Jurnalis
Jum'at 05 September 2025 17:22 WIB
Pertemuan bilateral Indonesia dan Suriah. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

DENPASAR – Sebagai bagian dari upaya memperluas diplomasi budaya global, Indonesia dan Suriah menyepakati serangkaian kerja sama kebudayaan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon dan Menteri Kebudayaan Republik Arab Suriah Mohammed Yassin Saleh.

Berlangsung di sela forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 di Bali, pertemuan ini menghasilkan sejumlah komitmen penting dalam memperkuat kerja sama kebudayaan, termasuk usulan festival budaya Islam, pertukaran seni, dan pelestarian warisan budaya bersama.

Fadli membuka pertemuan dengan menyampaikan apresiasi atas kehadiran delegasi Suriah pada CHANDI 2025. Ia menyampaikan kekagumannya terhadap warisan budaya Suriah yang kaya, termasuk situs-situs bersejarah, seperti Masjid Umayyah, makam Salahuddin Al-Ayyubi dan tokoh-tokoh sufi ternama.

Ia mengungkapkan bahwa banyak masyarakat Indonesia tertarik untuk mengunjungi Suriah, baik dalam konteks pendidikan, wisata budaya, maupun ziarah ke situs-situs sejarah Islam. Menurutnya, kekayaan sejarah dan spiritualitas yang dimiliki Suriah sangat penting untuk dipelajari dan diapresiasi oleh generasi muda Indonesia.

Fadli juga menegaskan keyakinannya bahwa budaya memiliki peran yang vital sebagai kekuatan pemersatu, sumber inspirasi pembangunan, dan fondasi dialog peradaban antarbangsa.

“Saya sangat optimis bahwa budaya bukan hanya menjadi kekuatan pemersatu, tetapi juga mesin pertumbuhan dan pembangunan. Budaya dapat menjadi titik temu dalam membangun perdamaian, identitas, dan kemajuan bangsa,”  ujarnya.

Dalam tanggapannya, Menteri Mohammed Yassin Saleh menyampaikan rasa hormat dan kekagumannya terhadap keragaman dan keindahan budaya Indonesia yang ia saksikan secara langsung selama berada di Bali.

Ia menyebut bahwa pengalaman budaya di Indonesia memberikan kesan mendalam, mulai dari pakaian adat, tarian, musik tradisional, hingga suasana masyarakat yang hangat dan terbuka.

“Apa yang kami dengar tentang Indonesia selama ini tidak sebanding dengan apa yang kami lihat sendiri. Keindahan budaya Indonesia luar biasa. Kami merasa seperti kembali menemukan bagian dari diri kami di sini,” tuturnya.

Pihaknya menegaskan niat pemerintah Suriah untuk memperkuat hubungan budaya dengan Indonesia melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang mencakup berbagai bidang, seperti pertukaran pelajar dan seniman, pertukaran misi budaya dan festival, kolaborasi teater, sinema, dan musik; pengajaran bahasa Arab di Indonesia dan bahasa Indonesia di Suriah; penerbitan bersama karya sastra dan syair sufi, serta riset bersama dalam bidang sejarah dan arkeologi.

Lebih lanjut, salah satu poin penting dalam diskusi adalah temuan arkeologis terbaru di Sumatra Utara, yang mengindikasikan bahwa Islam telah masuk ke wilayah Nusantara jauh lebih awal dari yang selama ini tercatat dalam sejarah resmi.

Fadli menyebut hal ini bisa membuka peluang kolaborasi riset antara ahli sejarah dan arkeologi dari kedua negara, mengingat peran penting Suriah dalam penyebaran Islam pada masa awal.

Yassin Saleh menyambut baik kerja sama ini, dan mengusulkan pertukaran arkeolog, sejarawan, dan filolog dari kedua negara.

Pertemuan juga diwarnai dengan diskusi mendalam seputar kebudayaan sufi dan tradisi sastra spiritual yang hidup, baik di Suriah maupun di Indonesia. Kedua menteri sepakat bahwa spiritualitas dan sastra sufi dapat menjadi jembatan peradaban dan jendela untuk saling memahami, sekaligus sebagai sumber inspirasi untuk perdamaian dan rekonsiliasi.

Menteri Kebudayaan Republik Arab Suriah, Mohammed Yassin Saleh, hadir bersama Director of the Minister's Office, Ibrahim Al-Zaidi.

Turut hadir mendampingi Menbud Fadli dalam pertemuan bilateral ini, di antaranya, Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyithoh Annisa Ramadhani Alkitri; Staf Ahli Menteri Kebudayaan Bidang Hubungan Antarlembaga, Ismunandar; dan Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Mardisontori.

Menutup pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyusun draf awal Nota Kesepahaman (MoU) dan mengkomunikasikannya secara resmi kepada Kementerian Luar Negeri masing-masing.

Penandatanganan MoU direncanakan akan dilakukan dalam waktu dekat, baik di Jakarta maupun di Damaskus, tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan.

Pertemuan ini menandai dimulainya babak baru dalam hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Suriah, yang dibangun atas semangat kolaboratif lintas peradaban.

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyampaikan komitmennya untuk terus memperkuat diplomasi budaya sebagai bagian dari peran aktif Indonesia dalam membangun perdamaian dunia melalui jalur kebudayaan.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya