“F meyakinkan Eras, nanti setelah menjemput paksa, F dan tangan kanan bos yang akan antar korban pulang ke rumahnya. Menurut Eras, kerjaan yang diberikan aman karena F menjamin korban diantar pulang oleh F dan tangan kanan bos,” jelasnya.
Eras bahkan tidak mengetahui bahwa korban dari aksi jemput paksa tersebut telah meninggal dunia. Usai kejadian, Eras pulang ke kampung halamannya untuk menghadiri acara adat.
“Eras mengetahui korban meninggal setelah Reskrim menunjukkan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal,” ujar Adrianus.
Karena hal itu, Eras meminta aparat kepolisian untuk menghubungi Kopda FH. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
“Eras meminta ke anggota polisi untuk menelepon oknum F, dan Eras sangat syok mendengar korban meninggal. Berulang kali Eras menelepon namun tidak tersambung,” imbuhnya.