Sekretaris Komisi II DPRD Nagekeo ini berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat mendukung langkah yang telah dilakukan pemerintah kabupaten, sehingga penanganan bencana tidak hanya tahap darurat, tapi berkelanjutan.
Kosmas juga memberikan dukungan moril bagi korban yang kehilangan sanak keluarga akibat banjir bandang. “Berat memang duka yang dialami secara tiba-tiba. Tapi sebagai orang beriman, kita percaya ada hikmah yang Tuhan berikan di balik musibah ini. Kehidupan harus terus berjalan, meski tidak mudah,” ungkapnya.
Selain bantuan fisik, pendampingan spiritual dan psikologis bagi para korban juga menjadi perhatian. “Kita doakan yang terbaik bagi korban jiwa dan keluarga yang ditinggalkan. Tuhan menyertai mereka yang sedang berduka,” tutur Magister Manajemen lulusan Universitas Negeri Magelang ini.
Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Mauponggo pada 8 September lalu tidak hanya merusak permukiman dan infrastruktur, tetapi juga memakan korban jiwa. BNPB melaporkan enam orang meninggal dunia, tiga hilang, lima luka berat, dan sepuluh luka ringan. Sebanyak 37 kepala keluarga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka rusak berat.
Kerusakan meluas ke sektor pertanian dan infrastruktur publik: 66 bidang lahan sawah dan kebun rusak, 16 ruas jalan terputus, enam jembatan dan lima titik irigasi hancur, serta jaringan listrik dan air bersih lumpuh.
(Awaludin)