JAKARTA – Spanyol mengikuti langkah Italia, berjanji akan mengerahkan kapal perang untuk melindungi Armada Global Sumud (Global Sumud Flotilla/GSF), yang terdiri dari sekitar 50 kapal, dalam perjalanan menuju Gaza. Langkah Italia dan Spanyol itu diumumkan menyusul serangan nirawak yang menargetkan armada tersebut, yang diduga didalangi Israel.
Kapal-kapal yang membawa pasokan kemanusiaan berlayar dari Barcelona pada awal September untuk mencoba menerobos blokade laut Israel terhadap Gaza.
Armada tersebut, yang membawa 500 aktivis dan politisi, diserang pesawat nirawak pada Selasa (23/9/2025) malam di lepas pantai Yunani. Para aktivis mengatakan kapal-kapal tersebut menjadi sasaran pesawat nirawak yang menjatuhkan alat peledak dan menyebabkan lebih dari selusin ledakan di sekitar kapal. Mereka menyalahkan Israel atas serangan tersebut.
Menyusul insiden itu, Roma dan Madrid mengatakan mereka akan mengerahkan kapal-kapal angkatan laut untuk melindungi armada tersebut dan memastikan keselamatan warga negara mereka di atas kapal. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengutuk serangan pesawat nirawak tersebut dan menyebut armada GSF sebagai sarana yang "berbahaya dan tidak bertanggung jawab" untuk mengirimkan bantuan.
"Ini bukan tindakan perang, ini bukan provokasi: ini adalah tindakan kemanusiaan, yang merupakan kewajiban negara terhadap warganya," ujar Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto di hadapan parlemen negara tersebut.
Alasan serupa untuk pengerahan kapal perang itu disampaikan oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, yang mengatakan bahwa kapal tersebut dibutuhkan "untuk memastikan bahwa, jika perlu, warga negara kami dapat diselamatkan."
"Saya ingin menegaskan kepada pemerintah Israel bahwa Spanyol, tentu saja, akan melindungi warga negaranya, dan kami akan melakukannya baik secara diplomatis maupun politis," tegasnya, sebagaimana dilansir RT.
Israel telah berjanji untuk menghentikan armada tersebut memasuki wilayah kantong Palestina, dengan alasan bahwa wilayah itu merupakan "zona pertempuran aktif" yang berada di bawah "blokade laut yang sah." Yerusalem Barat menghentikan dua upaya sebelumnya untuk mematahkan blokade yang dilakukan oleh para aktivis pada Juni dan Juli.
Roma telah mengusulkan kompromi di mana bantuan dapat diturunkan di Siprus, sebuah gagasan yang menurut Meloni telah mendapatkan dukungan dari Israel. Namun, delegasi Italia dalam GSF menolak rencana itu atas nama armada tersebut, dengan menyatakan bahwa "misinya tetap setia pada tujuan awalnya."
(Rahman Asmardika)