JAKARTA – Negosiator Hamas tengah meninjau proposal gencatan senjata yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan seksama dan itikad baik sebelum memberikan tanggapan, demikian disampaikan seorang pejabat yang mengetahui hal ini. Kelanjutan dari proposal tersebut sangat bergantung pada tanggapan dari kelompok pejuang Palestina itu.
Rencana tersebut menetapkan gencatan senjata segera, pertukaran semua sandera yang ditahan Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan Israel, penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza, pelucutan senjata Hamas, serta pembentukan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh badan internasional.
Hamas belum secara resmi menanggapi usulan Trump pada hari Selasa, dan belum jelas apa yang baru dari usulan tersebut, selain dukungan luas yang diungkapkan oleh negara-negara Arab dan Muslim terhadap inisiatif itu.
Banyak elemen dari 20 poin tersebut telah dimasukkan dalam berbagai kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan selama dua tahun terakhir, termasuk yang diterima dan kemudian ditolak pada berbagai tahap oleh Israel dan Hamas.
Seorang sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa rencana tersebut "sepenuhnya bias terhadap Israel" dan memaksakan "persyaratan yang mustahil" yang bertujuan untuk melenyapkan kelompok tersebut.
"Yang diusulkan Trump adalah penerapan penuh semua persyaratan Israel, yang tidak memberikan hak-hak sah apa pun kepada rakyat Palestina atau penduduk Jalur Gaza," kata pejabat Palestina yang meminta agar namanya tidak disebutkan kepada Reuters.
Belum jelas bagaimana Hamas akan merumuskan tanggapannya, karena penolakan mutlak dapat membuatnya berselisih dengan sekelompok negara Arab dan Muslim yang menyambut baik rencana tersebut.
Para menteri luar negeri Qatar, Yordania, Uni Emirat Arab, Indonesia, Turki, Arab Saudi, dan Mesir mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin (29/9/2025) yang menyambut usulan Trump dan menggarisbawahi apa yang mereka sebut sebagai "upaya tulus presiden untuk mengakhiri perang di Gaza."
(Rahman Asmardika)