JAKARTA – Otoritas pemilu Suriah pada Senin (6/10/2025) mengumumkan hasil resmi pemilihan umum parlemen pertama negara itu sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad, demikian dilaporkan. Pemilu ini digelar untuk memilih dua pertiga kursi di Majelis Rakyat, atau parlemen, sementara sisanya akan dipilih oleh Presiden Ahmad Al Sharaa.
Juru Bicara Komite Tinggi Pemilihan Majelis Rakyat, Nawar Najmeh, mengatakan dalam konferensi pers bahwa hasil pemilu ini bersifat final dan tidak dapat diajukan banding.
"Setiap anggota parlemen terpilih mewakili semua warga Suriah tanpa memandang afiliasi,” kata Najmeh, sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
Ia menekankan bahwa parlemen baru diharapkan "kritis dan revolusioner, mendukung dan memantau kinerja pemerintah."
Najmeh mencatat bahwa 4% kursi dialokasikan untuk penyandang disabilitas dan mereka yang terluka selama pemberontakan 13 tahun melawan rezim Assad.
Ia mengakui adanya kekurangan, termasuk "representasi perempuan Suriah yang tidak memuaskan" dan "representasi Kristen yang lemah, dengan hanya dua kursi dibandingkan dengan ukuran komunitas". Dia menegaskan bahwa pemilu berlangsung adil dan transparan, tetapi mengakui bahwa keterbatasan data kependudukan di beberapa wilayah memengaruhi distribusi kursi.