KENTUCKY – Sedikitnya tiga orang dinyatakan tewas dalam insiden jatuhnya pesawat kargo besar milik UPS setelah lepas landas di dekat Bandara Internasional Muhammad Ali Louisville. Laporan sementara juga merilis bahwa 11 orang lainnya luka-luka.
Gubernur Kentucky menyatakan jumlah korban diperkirakan akan bertambah. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) melaporkan pesawat tersebut jatuh sekitar pukul 17.15 waktu setempat. Rencananya, pesawat itu akan berangkat menuju Honolulu.
Rekaman video menunjukkan adanya api pada sayap kiri pesawat dan jejak asap sebelum kecelakaan. Pesawat sempat terangkat sedikit dari darat sebelum akhirnya jatuh dan meledak menjadi bola api besar. Rekaman juga memperlihatkan bagian atap sebuah bangunan yang hancur di dekat ujung landasan.
“Kami tahu ada yang terluka. Kami belum tahu tentang korban jiwa, tetapi kami meminta semua warga Kentucky mendoakan mereka yang terkena dampaknya,” kata Gubernur Kentucky Andy Beshear kepada The Associated Press.
Kecelakaan tersebut memicu respons darurat besar-besaran yang melibatkan kepolisian dan dinas pemadam kebakaran. Gubernur Beshear mengungkapkan bahwa karena intensitas api yang tinggi, beberapa petugas harus berlindung di balik berbagai benda.
“Ini masih situasi yang sangat berbahaya dengan adanya berbagai bahan mudah terbakar atau berpotensi meledak,” tambahnya.
Walikota Louisville, Craig Greenberg, kepada WLKY-TV, mengatakan bahwa bahan bakar di pesawat merupakan alasan ekstrem yang menjadi kekhawatiran utama.
Fasilitas penanganan paket terbesar milik UPS berlokasi di Louisville. Hub ini mempekerjakan ribuan pekerja, menangani sekitar 300 penerbangan harian, dan menyortir lebih dari 400.000 paket per jam.
Perintah untuk berlindung di tempat (shelter-in-place) telah diperluas ke semua area di utara bandara hingga ke Sungai Ohio. Bandara ini hanya berjarak 10 menit berkendara dari pusat kota Louisville, yang terletak di tepi sungai yang berbatasan dengan negara bagian Indiana. Area tersebut mencakup permukiman penduduk, taman air, dan beberapa museum.
Pesawat McDonnell Douglas MD-11 yang dimiliki oleh UPS ini diketahui diproduksi pada tahun 1991.
(Fetra Hariandja)