Menurutnya, dinamika sosial menuntut pelajar untuk berani mengambil peran strategis sejak dini, baik di sekolah, komunitas Rohis, maupun ruang digital. Proses pemilihan Presiden Rohis dianggap sebagai miniatur pelatihan kepemimpinan nyata yang melatih komunikasi, jejaring, pengambilan keputusan, serta kemampuan merumuskan visi.
Kemenag menegaskan bahwa Kongres Rohis Nasional I adalah investasi jangka panjang untuk menyiapkan pemimpin menuju Indonesia Emas 2045. Pembinaan pelajar kini diarahkan agar tidak terjebak dalam dikotomi antara sekolah umum dan madrasah, melainkan berdiri sebagai satu ekosistem pembentukan karakter bangsa.
“Kongres ini bukan sekadar pertemuan. Ini adalah pijakan penting lahirnya generasi muslim yang cerdas, moderat, adaptif, dan siap memimpin perubahan,”pungkasnya.
Kongres yang mempertemukan ratusan peserta muslim yang tergabung dalam organisasi Rohis dari seluruh provinsi ini menandai keseriusan pemerintah dalam membangun ekosistem kepemimpinan pelajar yang modern, inklusif, dan berintegritas. Dari total 306 peserta, 34 ketua Rohis provinsi tercatat sebagai pemilik suara sah, sekaligus menentukan masa depan kepemimpinan Rohis nasional.
Dengan terpilihnya Presiden Rohis Indonesia pertama, babak baru pembinaan pelajar muslim resmi dimulai. Sebuah langkah bersejarah yang tidak hanya memperkuat organisasi Rohis di sekolah, tetapi juga mengokohkan komitmen negara dalam menyiapkan pemimpin masa depan yang berilmu, berakhlak, dan berwawasan luas.
(Fahmi Firdaus )