Pelajar SMK di Jakbar Dikeluarkan, Ternyata Sering Bolos karena Dibully Bertahun-tahun

Riyan Rizki Roshali, Jurnalis
Jum'at 21 November 2025 00:05 WIB
Bullying Pelajar SMK (foto: freepik)
Share :

JAKARTA – Seorang pelajar berinisial AS (18), siswa kelas tiga di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, dikeluarkan dari sekolah dengan alasan sering absen.

Berdasarkan keterangan orang tua AS, Nurmawati, kejadian ini bermula ketika ia tiba-tiba mendapat surat panggilan dari pihak sekolah.

"Ya, awalnya dia jarang masuk sekolah. Saya kan nggak tahu kenapa dia jarang masuk. Terus tiba-tiba saya dapat surat panggilan, ditelepon, ‘Bu, sekarang juga datang ke sekolah, saya tunggu’,” kata Nurmawati kepada wartawan, Kamis (20/11/2025).

Ketika sampai di sekolah, Nurmawati mengaku diberi tahu bahwa anaknya sudah tidak bisa melanjutkan sekolah di tempat tersebut.

“Begitu datang, ya sudah, ‘Bu ini sudah ya, sudah nggak ada kesempatan lagi’. Ini sudah surat terakhir, kata mereka. Di atas materai sudah ada perjanjian kalau AS masih tidak masuk sekolah. Terus saya disodorkan surat pengunduran diri,” ujarnya.

 

Ia menceritakan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui jika sang anak ternyata kerap bolos. Setelah ditelusuri, AS akhirnya mengakui bahwa ia sering tidak masuk sekolah karena mendapat perlakuan bullying dari teman-temannya.

“AS minta maaf ke saya, ‘Ma, maafin AS. AS nggak bisa sekolah lagi’. Saya tanya alasannya kenapa, ternyata selama ini dia dibully dari kelas 10 sampai sekarang kelas 12,” ungkap Nurmawati.

Sementara itu, AS menuturkan bahwa ia sudah menjadi korban bullying sejak kelas 10.

Puncaknya terjadi saat ada tugas membuat gantungan kunci. Tanpa sepengetahuannya, wajah AS diedit dan dicetak menjadi gantungan kunci oleh teman sekelasnya.

“Terakhir, foto saya dicetak di gantungan kunci tanpa sepengetahuan saya. Itu pun diedit, rambutnya digondrongin. Jadi praktik itu satu siswa satu gantungan kunci disuruh buat,” jelas AS.

 

Bahkan, ia bercerita bahwa wajahnya pernah ditempel dalam sebuah poster dan diletakkan di beberapa ruang kelas.

“Foto saya dicetak, terus ditempel di ruangan-ruangan. Ada beberapa ruang, ada waktu itu di bengkel, terus di sudut kelas mana lagi, saya lupa,” tuturnya.

AS mengaku tidak berani bercerita kepada orang tuanya maupun kepada orang lain mengenai bullying yang ia alami.

“Enggak ada ancaman, memang saya yang enggak mau ngomong. Lebih memilih memendam saja,” ucapnya.

Atas kejadian tersebut, AS mengaku menyimpan rasa kesal dan dendam kepada teman-temannya yang telah membully dirinya.

“Kalau dendam ya pasti. Namanya diledek begitu, siapa sih yang nggak sakit hati,” pungkasnya.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya