“Peluncuran darurat ini adalah yang pertama bagi China, tetapi saya berharap ini akan menjadi yang terakhir dalam perjalanan umat manusia di luar angkasa,” ujar pejabat CMSA, He Yuanjun, kepada CCTV.
Shenzhou-22 berangkat dengan membawa suku cadang untuk Tiangong, peralatan untuk memperbaiki retakan jendela wahana Shenzhou-20 yang masih berlabuh di stasiun antariksa, serta buah dan sayuran segar. Setelah tiba di stasiun, wahana antariksa tersebut akan tetap berlabuh hingga sekitar April 2026, ketika wahana tersebut akan digunakan untuk mengangkut awak Shenzhou-21 kembali ke Bumi, tambah badan antariksa tersebut.
Sejak 2021, misi Shenzhou China telah mengirimkan tiga astronaut ke Tiangong untuk tinggal selama enam bulan. Protokol keselamatan China selalu mewajibkan roket pembawa cadangan dan wahana antariksa Shenzhou untuk siaga setiap saat.
Dengan wahana Shenzhou-22 dan roket pembawanya yang telah ditempatkan di pusat peluncuran Jiuquan, otoritas antariksa China hanya membutuhkan waktu 16 hari untuk melaksanakan prosedur peluncuran darurat, menurut He dari CMSA.
Respons China yang cepat dan metodis terhadap keadaan darurat ini sangat berbeda dengan Amerika Serikat, yang harus menangani dua astronaut NASA yang terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama sembilan bulan karena masalah pada sistem propulsi wahana yang membawa mereka.