JAKARTA – Presiden Volodymyr Zelensky pada Selasa (25/11/2025) menyatakan siap melangkah maju dalam rencana perdamaian yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia. Zelensky mengatakan bahwa ia siap bertemu dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas "poin-poin sensitif" yang masih belum terselesaikan, diharapkan sebelum akhir bulan ini.
"Saya mengharapkan kerja sama aktif lebih lanjut dengan pihak Amerika dan dengan Presiden (Donald) Trump. Banyak hal bergantung pada Amerika, karena Rusia sangat memperhatikan kekuatan Amerika," ujar pemimpin Ukraina itu, sebagaimana dilansir BBC.
Proposal tersebut didasarkan pada rencana 28 poin yang disampaikan AS kepada Kyiv pekan lalu, yang dibahas oleh para pejabat Amerika dan Ukraina selama pembicaraan akhir pekan di Jenewa. Menurut Zelensky, rencana 28 poin tersebut telah disederhanakan dengan beberapa ketentuan dihapus.
Sementara Trump mengatakan bahwa rencana awal "telah disempurnakan, dengan masukan tambahan dari kedua belah pihak".
Trump menyambut baik kemajuan negosiasi tersebut, menulis di media sosial bahwa ia berharap dapat bertemu dengan Presiden Zelensky dan Putin "segera". Namun, Trump menegaskan bahwa pertemuan hanya akan terjadi ketika kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina "FINAL atau dalam tahap akhir".
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan tersebut akan melibatkan konsesi dari "kedua belah pihak" dan "berusaha membersihkan perbatasan". Sang Presiden juga mengatakan bahwa ia tidak menetapkan tanggal atau batas waktu kepada kedua belah pihak untuk menyetujui kesepakatan tersebut.
Kremlin sebelumnya menyatakan bahwa Rusia belum diajak berkonsultasi mengenai rancangan kesepakatan baru tersebut, dan memperingatkan bahwa Rusia mungkin tidak akan menerima amandemen terhadap rencana yang diajukan minggu lalu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa meskipun Moskow mendukung kerangka kerja awal AS, situasinya akan "berbeda secara fundamental" jika kerangka kerja tersebut mengalami perubahan substansial.
Lavrov mengatakan bahwa hingga Selasa pagi Kremlin belum menerima salinan rencana baru tersebut.
Beberapa isu yang masih menjadi perselisihan mendalam antara Rusia dan Ukraina dilaporkan belum terselesaikan sejauh ini, termasuk jaminan keamanan untuk Kyiv dan kendali atas beberapa wilayah di timur Ukraina, tempat pertempuran sedang berlangsung.
Sementara perundingan berjalan, pertempuran antara kedua belah pihak terus berlanjut. Baik Rusia maupun Ukraina menyatakan serangan telah dilancarkan pada Selasa malam di Zaporizhzhia.
Kepala Daerah Ukraina di sana, Ivan Federov, mengatakan setidaknya tujuh orang terluka, sementara Yevgeny Balitsky, gubernur yang ditunjuk Kremlin, melaporkan bahwa Kyiv telah menghantam jaringan listrik di wilayah yang dikuasainya, menyebabkan hingga 40.000 orang kehilangan akses listrik.
Puluhan ribu tentara dan ribuan warga sipil telah tewas atau terluka, dan jutaan orang telah meninggalkan rumah mereka sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
(Rahman Asmardika)