Kapolrestabes menjelaskan, kecelakaan bermula saat Gilang mengemudikan bus dengan kecepatan cukup tinggi. Saat melintasi tikungan menurun di Simpang Susun Tol Krapyak KM 420+200, sopir terkejut dan berupaya bermanuver ke kiri hingga bus terbalik dan membentur dinding beton.
“Pengakuan sopir, ia berusaha menurunkan perseneling dari gigi enam ke gigi lima, namun tidak sempat dan juga tidak sempat melakukan pengereman,” ujar Syahduddi.
Meski memiliki SIM aktif dan dinyatakan negatif narkoba berdasarkan hasil tes urine, Gilang diketahui baru dua bulan bekerja sebagai sopir bus dan baru pertama kali melintasi Tol Krapyak. Sebelumnya, ia bekerja sebagai sopir truk.
Akibat kecelakaan tersebut, 15 penumpang tewas di lokasi kejadian dan satu korban meninggal dunia saat menjalani perawatan medis. Hasil visum menunjukkan mayoritas korban meninggal akibat cedera berat di bagian kepala. Hingga Selasa petang, lima korban masih dirawat di sejumlah rumah sakit.
Kasus kecelakaan maut Bus PO Cahaya Trans yang terjadi pada Minggu (22/12/2025) dini hari itu kini ditangani Satlantas Polrestabes Semarang dengan dukungan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Ditlantas Polda Jawa Tengah.
(Awaludin)