Dalam kerangka tersebut, semikonduktor dipandang bukan sebagai simbol kemajuan teknologi semata, tetapi sebagai instrumen untuk memperluas basis industri dan memperkuat daya saing nasional.
‘’Agenda hilirisasi yang menjadi pilar RPJMN dan juga ditegaskan dalam asta cita menemukan relevansinya di sini,’’ucapnya.
Menurutnya, pembangunan industri juga tidak dapat dilepaskan dari pembangunan manusia. RPJMN secara tegas menyebutkan bahwa peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia merupakan syarat utama transformasi ekonomi.
‘’Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk memperkuat pendidikan vokasi dan keterampilan industri. Tanpa teknisi, operator, dan insinyur yang terampil, strategi semikonduktor hanya akan berhenti di atas kertas,’’ ujar Azis.