Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

"Mendebat Pengikut Baha'i Selesai Setelah Pukul Kursi"

Solichan Arif , Jurnalis-Selasa, 27 Oktober 2009 |14:02 WIB
Pengikut Bahai dari berbagai etnis (bahai.org)
A
A
A

TULUNGAGUNG - Selain fanatik dan militan dalam menyebarkan dogmanya, para pengikut ajaran Baha'i di Desa Ringin Pitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, dikenal cerdas dan piawai bersilat lidah.

Mereka selalu menyitir dalil untuk setiap ucapan yang disampaikan kepada orang yang diajaknya berbincang.Saking uletnya bermain kata, para pengikut Baha'i seringkali dianggap menjengkelkan.

"Bahkan orang sini mengistilahkan, debat dengan orang Baha'i baru bisa selesai setelah pukul kursi. Sebab mereka selalu ngeyel (ngotot)," ujar Bakri Kepala Dusun Ringin Putih kepada Seputar Indonesia Selasa (27/10/2009).

Untuk memperluas jumlah anggotanya, para pemangku ajaran Baha'i melakukan pendekatan jalur kekerabatan. Yakni melalui pernikahan atau sanak saudara.

"Selain itu mereka juga memilih orang-orang yang kadar keimananya masih rendah. Tentu akan tergoda begitu mendengar ucapan mereka," terang Bakrie.

Ditemui secara terpisah, Ny Gemi, 70 bibi dari Slamet Riyadi (pembawa ajaran Baha'i) mengaku berencana menjadi umat Baha'i. Pilihanya untuk murtad dari Agama Islam, karena semua kerabatnya menjadi penganut Baha'i.

"Saya memang berencana menjadi Baha'i. Sekarang sedang menunggu," ujarnya.

(Fitra Iskandar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement