BLITAR - Kejaksaan Negeri Blitar siap membekukan kegiatan para pengikut ajaran Baha'i di Desa Pakisrejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, jika keberadaan mereka meresahkan masyarakat.
Selaku pimpinan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM), Kasi Intelejen Kejari Blitar Moh Riza Wishnu, mengatakan akan meminta penjelasan kepada umat Baha'i tentang bentuk keyakinan, termasuk organisasi keagamaan yang mereka jalani.
"Secepatnya akan kita panggil para pengikut ini. Bila memang mereka terbukti meresahkan, kita akan langsung bekukan agar tidak berkembang, "ujar Riza, Kamis (29/10/2009).
Kendati tegas, kejaksaan perlu mengungkap secara gamblang induk ajaran baha'i yang berkiblatkan ke gunung caramel Israel tersebut. Sebab, menurut Riza, keyakinan merupakan hak paling asasi setiap warga negara.
Karenanya perlu diketahui, apakah ajaran yang berlaku di dalam Baha'i benar-benar independen, atau masih ada afiliasi dengan enam agama yang diakui pemerintah. Sebab dari informasi yang dikantongi, beberapa tata cara (ritual) ibadah kaum Baha'i memiliki kemiripan dengan agama Islam dan Nasrani.
"Ini yang perlu dipertegas. Untuk memastikan apakah ada unsur penistaan agama atau tidak. Kita akan koordinasi dengan MUI dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) serta Depag," paparnya.
Riza menambahkan, sanksi penodaan atau penistaan agama sulit berlaku jika memang umat Baha'i memang sebagai keyakinan independen yang tidak berinduk ke agama manapun, termasuk tidak menyalahkan ajaran agama lain.
Hal senada disampaikan Pranata Humas Departemen Agama Kabupaten Blitar M Dawami yang mengatakan, Depag bersama MUI masih akan menerjunkan tim untuk melakukan investigasi ke lapangan. Hasil investigasi itu akan dijadikan acuan membuat keputusan bersama apakah Baha'i di Desa Pakisrejo, Kecamatan Srengat, perlu dibekukan atau tidak.
"Kita masih mengumpulkan data. Karenanya tunggu saja," tuturnya singkat.
Seperti diberitakan pengikut ajaran Baha'i telah menyebar ke Kabupaten Blitar. Hal itu denga diketahuinya tujuh orang dari dua kepala keluarga sebagai penganut ajaran Baha'i. Bahkan salah satu pengikut bernama Sahari alias Rebo secara terang-terangan menunjukkan identitas sebagai penganut Baha'i kepada setiap orang yang ditemuinya.(ton)
(Fitra Iskandar)