Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Andi Berharap Koleksi Autograf Try Sutrisno (2)

Taufik Hidayat , Jurnalis-Senin, 09 Agustus 2010 |12:44 WIB
Andi Berharap Koleksi Autograf Try Sutrisno (2)
Andi dan koleksinya (Foto: Taufik H/okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kegemaran Andi Istiabudi mengumpulkan autograf tokoh nasional dan internasional berawal dari iseng. Setelah surat pertama membuahkan hasil, yaitu foto lengkap dengan tanda tangan BJ Habibie, usaha pecinta sejarah itu pun dilanjutkan.
Hampir setiap hari Andi mengaku mengirim kirim empat hingga lima lembar surat permohonan ke negarawan di dalam dan luar negeri.
 
“Pertama kali saya dapat Habibie setelah dia (jadi presiden) pada 1999. Waktu saya SMA,” katanya saat disambangi okezone di kantornya Jalan Blora, Menteng, Jakarta Pusat.
 
Pria kelahiran Jakarta, 27 tahun lalu ini lebih tertarik mengoleksi tokoh negarawan dan politik. Menurut Andi, tokoh politik lebih banyak mempengaruhi segala bidang dan berperan besar dalam membangun sejarah peradaban manusia.
 
“Selama itu politisi, saya kirim. Kalau politikus punya pengaruh, sementara ilmuwan pengaruhnya satu bidang. Politikus punya pengaruh kesemua bidang,” kata alumni Universitas Moestopo (Beragama) angkatan 2001 ini.
 
Namun pada 2000 hobinya sempat terhenti. Kesibukannya menjalani kuliah di jurusan advertising menyulitkannya membagi waktu. Namun semangat untuk kembali menekuni hobi autograf muncul usai membaca buku Autograph Collector: Hoby Unik Jarang Dilirik, karya Debby Lukito.
 
Di dalam buku itu, dibahas seluk-beluk hobi autograf. Terdapat juga alamat-alamat para negarawan, tips membuat surat permintaan, sampai cara merawat koleksi autograf.
 
Debby Lukito adalah seorang autograf dengan koleksi foto mencapai 152 buah. Mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton beserta Hillary Clinton (kini Menlu AS), mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac, hingga Ratu Elizabeth menjadi koleksinya.
 
Dari situ, semangat mengirimkan surat pada tokoh nasional dan Internasional kembali menggebu. Lewat surat elektronik (email) atau melalui pos, dia rajin mengirim surat.
 
Sebelum mengirimkan surat kepada tokoh politik atau negarawan, Andi biasanya mencari tahu profilnya melalui internet. Dia mempelajari riwayat hidup, alamat maupun website kantornya.
 
Selanjutnya, surat-surat permohonan tertulis resmi dan dikirim ke alamat tersebut melalui pos atau email. Namun dia lebih sering mengirim lewat pos agar kesan yang diterima berbeda.
 
“Searching dulu di internet. Biasanya melalui website wikipedia tentang profil negara dan pemimpinnya. Dipelajari dulu secara singkat riwayat hidup mereka kemudian mencari tahu alamat maupun website kantor istana kepresidenan, kantor perdana menteri, istana kerajaan, kantor gubernur, atau wali kota,” kata Andi.
 
Andi berkeinginan mengalahkan jumlah koleksi Debby. Impian dicatat Museum Rekor Indonesia (Muri), menjadi obsesinya.
 
“Pengen masukin Muri, pengen mengalahkan Debby. Dia sudah 155 lembar, syaratnya paling nggak harus 500 koleksi,” tambahnya.
 
Masih ada satu harapannya, yaitu mewujudkan impiannya bertemu mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno.
 
“Saya punya impian masuk Muri, ketemu Pak Try, dan buat museum pribadi. Dengan wawancara ini, saya berharap bertemu Pak Try. Saya berharap ada orang yang bisa membantu untuk mempertemukan saya dengan idola saya Pak Try Sutrisno,” harapnya.
 
Bagi Andi, mantan Panglima ABRI itu merupakan sosok pemimpin yang ideal, karena memiliki wibawa yang sangat disegani di kalangan militer maupun sipil.

(Lusi Catur Mahgriefie)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement