Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Di Indonesia, Hobi Autograf Dianggap Main-Main (3)

Taufik Hidayat , Jurnalis-Senin, 09 Agustus 2010 |14:15 WIB
Di Indonesia, Hobi Autograf Dianggap Main-Main (3)
Andi dan koleksinya (Foto: Taufik H/okezone)
A
A
A

JAKARTA - Sebagai seorang autograf, usaha Andi Istiabudi mengumpulkan foto dan tandatangan tidak selalu berjalan mulus. Sebanyak 211 koleksinya didapat dari 400 pucuk surat yang dikirim melalui pos dan email. Setiap surat yang dia kirim sering tak berbalas.

Andi tak berharap banyak untuk mendapat balasan jika suratnya dikirim kepada negarawan dan tokoh politik Indonesia. Sebab hampir setiap surat yang dia kirim tak ada jawaban.
 
Berbeda dengan para tokoh asal luar negeri. Biasanya jika tokoh luar negeri akan memberikan surat balasan yang berisikan permohonan maaf.
 
“Tokoh Indonesia kurang direspons, beda dengan tokoh luar negeri. Saya lebih menghargai kalau dibalas, misalnya ditulis, maaf permintaan Anda tidak terpenuhi. Tapi kalau di sini tidak ada balasan, kadang ngegantung. Di Indonesia hobi ini dianggap main-main,” katanya.
 
Sebagai contoh, lanjutnya, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan mantan Ketua KPK Taufikkurahman Ruki. Oleh karena itu, Andi menduga hobi autograf dianggap main-main dan kurang penting bagi sebagian orang. Persoalan ini bisa jadi terkendala karena masalah birokrasi.
 
”Di Indonesia susahnya birokrasi. Kalau kita kirim kan staf yang terima, staf di Indonesia sama luar negeri beda,” ujarnya.
 
Usaha untuk memenuhi koleksinya, Andi tak mudah menyerah. Misalnya, untuk mendapatkan foto, tanda tangan, dan bertemu Wakil Presiden, Boediono dia sampai mengirim surat tiga kali. Sampai-sampai, dia meminta barter foto dengan tanda tangan mantan Perdana Menteri Inggris, Toni Blair untuk diberikan kepada Boediono.
 
“Saya sudah kirim tiga surat tapi belum ada tanggapan. Koleksi foto Toni Blair ada dua saya mau kasih dia satu kalau bisa bertemu,” tandasnya.
 
Maksud Andi bertemu dengan Boediono semata-mata untuk meminta menuliskan pesan untuk anak Indonesia. Pesan dari para tokoh di Indonesia akan dia bukukan.
 
Menurut dia generasi muda saat ini kurang memiliki semangat nasionalisme. Anak muda kata Andi, kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya apa lagi rasa kebangsaan sudah mulai turun.
 
Sejauh ini Andi telah mendapatkan pesan-pesan dari beberapa tokoh. Misalnya, istri Jenderal Nasution, Johana Sunarti, Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD dan Sejarawan Des Alwi.
 
“Saya ingin datang ke tokoh minta pendapatnya tentang generasi muda Indonesia. Anak muda kurang peka terhadap sekitarnya dan rasa kebangsaan. Pancasila mungkin nggak semua hafal,” pungkasnya.

(Lusi Catur Mahgriefie)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement