Wartawan Dibunuh, Bagaimana Publik Dapat Informasi?
MAKASSAR - Vonis bebas terhadap tiga terdakwa kasus pembunuhan wartawan kontributor Sun TV, Ridwan Salamun, menuai protes berbagai pihak. Puluhan jurnalis Makassar, Sulawei Selatan, hari ini berunjuk rasa memprotes vonis majelis hakim Pengadilan Negeri Tual tersebut.
Para jurnalis dari media cetak dan elektronik membawa pamflet bertuliskan kecaman antara lain, Di Negeri Para Bedebah Mafia Hukum Berkeliaran, Hukum Berat Pembunuh Ridwan, dan Komisi Yudisial Harus Usut Hakim yang Membebaskan Terdakwa.
“Ini sebuah preseden buruk bagi penegakan hukum di Indonesia. Wartawan dibunuh ketika sedang bekerja. Padahal mereka bekerja menjalankan amanah undang-undang. Jika wartawan saja tidak mendapatkan keadilan, bagaimana rakyat mendapatkan informasi yang benar,” ujar Ana Rusli, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Kamis (10/3/2011).
Aksi berlangsung di dekat jalan layang Jalan Urip Sumohardjo. Tak terlihat pengamanan ketat dari Kepolisian. Dalam orasinya, koordinator aksi Abdul Haris Suhud menolak keras vonis bebas tersebut. Menurut Haris, majelis hakim perlu mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
“Ada proses yang tidak berjalan baik dalam penanganan kasus ini, dimulai dari polisi, jaksa, hingga hakimnya. Bisa-bisa ke depannya wartawan semakin gampang mendapatkan perlakuan kekerasan dari lingkungan sekitar saat sedang bertugas,” tegas Haris.
Ridwan Salamun adalah wartawan SunTV di Maluku yang tewas terbunuh saat sedang meliput konflik pertengahan 2010 lalu. Pada Rabu kemarin, tiga terdakwa pembunuhnya divonis bebas oleh Pengadilan Negeri Tual, Maluku Utara.
(Anton Suhartono)
