Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

'Ilyas Karim, Produk Masyarakat 'Sakit' dan Akan Terulang'

Stefanus Yugo Hindarto , Jurnalis-Kamis, 25 Agustus 2011 |15:41 WIB
'Ilyas Karim, Produk Masyarakat 'Sakit' dan Akan Terulang'
Ilyas Karim (Dok. RCTI)
A
A
A

JAKARTA- Nama Ilyas Karim tiba-tiba muncul di berbagai media. Kakek berusia 84 tahun itu mengklaim sebagai pengibar bendera pusaka pada 17 Agustus 1945. Di saat negeri ini telah merdeka 66 tahun, Ilyas mengaku sebagai orang yang memakai celana pendek pada foto pengibaran Sang Saka Merah Putih pertama kali, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Menurut Sejarawan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Warto, klaim sebagai ‘hero’ yang dilakukan Ilyas merupakan hal yang akan sering terjadi di setiap jaman apapun. “Akan terus terulang, karena inilah bagian dari produk masyarakat sakit, artinya orang yang memang orientasinya butuh pengakuan, supaya memiliki identitas sebagai hero,” kata Warto saat berbincang dengan okezone, Kamis (25/8/2011).

Warto mengatakan, pernah ada pengakuan Andaryoko Wisnuprabu (88) dari Semarang yang mengaku dirinya sebagai Shodancho Supriyadi, pemimpin pemberontakan Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar. Pengakuan Andaryoko juga muncul pada bulan Agustus, jelang peringatan hari proklamasi kemerdekaan RI.

“Saya kira jaman kapanpun akan ada orang yang mengaku sebagai aktor sejarah. Untuk permasalahan Ilyas sebenarnya motifnya sudah di luar sejarah, karena dia mengaku sebagai tokoh penting dengan mengait-ngaitkan ke dalam peristiwa besar,” kata Warto.

Motif Ilyas, kata Warto, bisa beragam. “Mungkin saja dia membutuhkan pengakuan sebagai hero, atau motif ekonomi, banyak faktor,” kata Warto

Dia mengharapkan, agar semuanya dibuktikan dengan data-data otentik. “Saya kira semuanya harus dibuktikan. Bukti pertama tentunya bukti otentik, dokumen tertentu, foto, dan mempunyai bukti pembanding seperti keterangan orang-orang sekitarnya untuk membuktikan,” katanya.

Selain itu, semua data Ilyas harus di cross check terlebih dahulu untuk membuktikan kebenaran pernyataan Ilyas. “Nanti akan terbukti apakah dia hanya mengaku-ngaku atau tidak. Dan ingat, fenomena ini akan terus terjadi di zaman kapan pun ketika masyarakat sakit,” katanya.

(Stefanus Yugo Hindarto)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement