Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Inggris si "Setan Kecil" untuk Iran

Fajar Nugraha , Jurnalis-Kamis, 01 Desember 2011 |08:45 WIB
Inggris si
Kedutaan Inggris di Iran yang diserang (Foto: AP)
A
A
A

TEHERAN - Peristiwa penyerangan Kedutaan Besar Inggris di Teheran, Iran Selasa lalu, menyisakan ketegangan antara Inggris dan Iran. Tetapi bagi Iran, Inggris adalah sosok "setan kecil" berlindung dibawah ketiak Amerika Serikat (AS).


Tetapi dengan penyerangan yang terjadi terhadap Kedubes Inggris oleh mahasiswa Iran, Inggris resmi dinyatakan sebagai musuh utama Negeri Paramullah bersama dengan AS.

Hubungan kedua negara yang sebelumnya memanas saat Inggris berusaha menerapkan sanksi baru bagi Iran, atas program nuklir mereka. Kini makin memburuk dengan terjadinya insiden serangan tersebut. Demikian diberitakan Sky News, Kamis (1/12/2011).

Dewan Tertinggi Iran yang menyetujui undang-undang untuk mengurangi level hubungan diplomatik dengan Inggris, memang diisi oleh para ulama konservatif garis keras. Disetujuinya undang-undang itu, dipekirakan oleh banyak ahli menjadi pemicu serangan terhadap Kedubes Inggris.

Tetapi Presiden Mahmoud Ahmadinejad sepertinya tidak bisa berbuat banyak dengan pengesahan undang-undang ini. Ahmadinejad yang dikenal moderat, tampak harus menghadapi unjuk kekuasaan dari rival politiknya.

Sejarah ketegangan antara Inggris dan Iran sendiri sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Ketika Revolusi Iran pecah pada 1979 silam, Inggris dituduh tetap mendukung Shah Iran. 
Ditambah lagi dukungan Inggris kepada Irak pada perang Iran-Irak makin membuat kebencian terhadap Inggris tumbuh pesat di rakyat Inggris.

Baru-baru ini, kecaman Inggris atas ambisi nuklir Iran makin membuat panas Negeri Paramullah. Dibalik semua itu, cukup mengherankan bila kedua negara tetap memiliki hubungan diplomatik.

Sebelum penutupan Kedubes Inggris di Iran kemarin, Negeri Ratu Elizabeth masih menilai adalah keuntungan menjaga komunikasi dengan Iran. Hal tersebut juga dirasakan oleh Presiden Ahmadinejad, meskipun dirinya harus menerima tentangan dari dalam negeri.

(Fajar Nugraha)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement