SURABAYA- Setelah ditetapkan sebagai tempat kelahiran Presiden Soekarno, rumah di Jalan Pandean Gang IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, itu belum dibeli oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Terlebih lagi, rumah menghadap barat itu minim perawatan. Alhasil rumah tersebut mengalami kerusakan di sana-sini. Mulai dari eternit yang rusak, cat rumah kusam, dan jendela terlihat suram.
Mahmud (65), salah seorang penghuni rumah, mengatakan, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari Pemkot Surabaya atas nasib bangunan itu. Bahkan, setelah diresmikan sejak satu tahun yang lalu hingga saat ini tidak ada kejelasan.
"Belum ada kepastian dibeli atau tidak oleh Pemkot Surabaya. Sejak satu tahun yang lalu sampai hari ini belum ada kepastian," kata Mahmud, kepada Okezone ditemui di rumah tersebut, Kamis (21/6/2012).
Dia juga mengaku rela jika rumah miliknya dibeli oleh pemkot untuk cagar budaya, dengan catatan harga yang ditawarkan sesuai. Selain itu, dengan dijualnya rumah itu dia sekeluarga akan mencari rumah baru untuk tempat tinggal.
"Asal harganya cocok tidak apa-apa. Kalau tidak cukup untuk beli rumah baru terus nanti kami tinggal di mana," ungkap Mahmud.
Mahmud juga mengaku, rumahnya itu memang telah diresmikan oleh Wali Kota Surabaya saat dijabat oleh Bambang DH sebagai tempat kelahiran Soekarno. Peresmian itu, ditandai dengan prasasti di depan Gang IV Pandean itu.
Pascaperesmian itu tidak ada tindak lanjut, termasuk langkah dari Pemkot Surabaya untuk melakukan perawatan terhadap bangunan bersejarah itu. "Enggak ada kabar sama sekali. Pihak pemkot juga tidak ke sini setelah peresmian satu tahun yang lalu," tukas Mahmud.
Dia juga meminta kepastian dari Pemkot Surabaya atas keberadaan bangunan itu. Jika memang rencana untuk membeli dan digunakan sebagai cagar budaya segera direalisasikan. "Intinya kami bersedia jika harga yang ditawarkan cocok," tandasnya lagi.
Seperti diketahui, Soekarno ditetapkan lahir di Surabaya setelah ditemukan literatur sejarah 1966 ke bawah. Buku sejarah yang terbit sebelum 1966 itu menyebut Soekarno lahir di Surabaya bukan di Blitar.
(Kemas Irawan Nurrachman)