KAIRO - Pengunjuk rasa anti-Presiden Mesir Mohammad Morsi terlibat bentrok dengan pendukung Morsi. Lima orang dilaporkan tewas dalam bentrokan di luar Istana Presiden di Kairo.
Di luar Istana Presiden, massa pendukung dan anti-Morsi terus berbalasan melempar batu dan bom molotov. Pihak polisi anti huru-hara Mesir pun berusaha keras untuk memisahkan mereka, namun gagal untuk menghentikan bentrokan yang berlangsung sejak Rabu 5 Desember hingga Kamis pagi waktu setempat.
Warga yang merasa frustrasi karena polisi tidak mampu menenangkan aksi, membuat blokade tidak jauh dari lokasi protes. Mereka memeriksa siapa pun yang melewati lokasi tersebut.
"Lima orang dilaporkan tewas dan 350 lainnya terluka akibat bentrokan ini," pernyataan pihak Kementerian Kesehatan Mesir, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/12/2012).
Sementara kedua pendukung meneriakan slogan mereka masing-masing. "Tolak kediktatoran," ujar kelompok anti-Morsi. Sementara pembelanya menyebutkan, "membela Morsi sama saja membela Islam."
Sejak Morsi mengeluarkan dekrit pada 22 November lalu, gelombang penolakan terhadap Morsi masih terus terjadi. Sebagian penentang Morsi menilai presiden yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) itu, bermaksud membangun kekuasaan kediktatoran baru. Mereka menilai dekrit Morsi tidak mewakili aspirasi rakyat.
Sedangkan Morsi pun menolak anggapan tersebut. Dirinya menegaskan bahwa dekrit itu tidak dimaksudkan untuk dirinya memperpanjang kekuasaan. Menurutnya dekrit ini hanya bersifat sementara.
(Fajar Nugraha)