Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hal-Hal yang Diduga Membuat Laos Usir Pembelot Korut

Aulia Akbar , Jurnalis-Kamis, 30 Mei 2013 |23:03 WIB
Hal-Hal yang Diduga Membuat Laos Usir Pembelot Korut
Foto : Demonstrasi menentang pendeportasian warga Korut (IST)
A
A
A

SEOUL - Keputusan tak terduga yang dilakukan Laos dalam memulangkan sembilan pembelot Korea Utara (Korut) menunjukan adanya keeratan hubungan antara kedua negara komunis itu. Laos dan Korut juga memiliki perjanjian kerja sama pemberantasan kriminal.

Kedua negara komunis itu membangun hubungan diplomatik pada 1974 silam. Semenjak itu, Pyongyang mulai memandang negara ASEAN itu sebagai sahabatnya. Laos dan Korut juga aktif dalam transaksi senjata.

Tepat pada saat Kim Jong-Un naik takhta, kunjungan antar pejabat tinggi juga mulai aktif dilakukan. Pada Agustus 2012, Presidium Majelis Rakyat Korut Kim Jong-Nam mengunjungi Laos. Salah seorang Jendral besar Korut yang sudah diberhentikan, Ri Yong-Ho juga sempat melawat negara tersebut.

Para pengamat menilai, selama ini Laos kurang memperhatikan hubungan bilateralnya dengan Korea Selatan (Korsel). Oleh karena itulah desakan-desakan dari Negeri Ginseng mengenai pendeportasian warga Korut, tidak diperhatikan oleh Pemerintah Laos. Demikian, seperti diberitakan Yonhap, Kamis (30/5/2013).

Menurut laporan dari salah satu kawat diplomatik, agen Korut ternyata memiliki andil dalam proses pendeportasian warga Negeri Komunis Korea itu di Laos. Agen itu menyamar sebagai warga biasa di Pyongyang dan bergabung dengan para pembelot.

Setelah itu, diplomat Korut langsung menginterogasi warga-warga pembelot yang sudah ditangkap. Mereka pun dipulangkan ke China terlebih dulu sebelum ke kampung halamannya.

Pendeportasian warga Korut itu langsung menuai kecaman dari sejumlah aktivis kemanusiaan. Korut didesak untuk menjaga keamanan dari sembilan warganya yang melarikan diri ke Laos.

(Aulia Akbar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement