Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

"Bara" di Surabaya

Randy Wirayudha , Jurnalis-Senin, 11 November 2013 |09:11 WIB
Peringatan Hari Pahlawan di Surabaya (Randy Wirayudha/Okezone)
A
A
A

SURABAYA - Minggu Siang hingga petang di Surabaya tak sepanas biasanya. Pasalnya, bara pertempuran kembali menyeret “arek-arek Suroboyo” untuk pasang badan mempertahankan kota dari serbuan sekutu. Sepasukan Inggris datang dengan senjata-senjata berat. Tapi tak sedikitpun api semangat para pejuang Surabaya dan laskar-laskar luar kota ciut nyali.

Tapi tunggu dulu, ini bukan insiden berdarah sungguhan antara Tentara Keamanan bersama rakyat Surabaya dengan sepasukan lengkap sekutu. Melainkan event “Parade Juang” dengan diisi teatrikal pertempuran dalam rangka memperingati hari Pahlawan 10 November 45’.

Digagas Komunitas Surabaya Juang dan Roodebrug Surabaia bersama satuan Kopaska TNI AL Surabaya, ajang parade dengan mengenakan atribut-atribut pejuang serta sekutu, kembali dihampar yang memang diadakan tahunan.

Bedanya kali ini, teatrikal tak hanya menggunakan mercon dan api suar, namun juga unit-unit senjata asli dengan peluru hampa serta tak ketinggalan peledak TNT, yang tentunya diawasi ketat oleh anggota-anggota Kopaska.

Mengambil rute Tugu Pahlawan sampai Balai Kota Surabaya, peserta parade yang juga mengundang komunitas-komunitas reka ulang sejarah dari berbagai kota, seperti Indonesian Reenactors (IDR), Historia van Bandoeng, Bogor Historical Community, Medan Reenactors serta komunitas dari berbagai kota lainnya, memulai aksi dengan teatrikal pertempuran di Viaduct dekat Tugu Pahlawan.

Seraya menahan gerak laju sekutu dengan persenjataan yang lebih superior, para pejuang pun mundur teratur. Sesaat pertempuran berhenti di depan panggung di mana bertempat Wali Kota Tri Rismaharani, untuk diserahkan bendera Merah-Putih dari perwakilan Roodebrug Surabaia.

Rombongan parade pun melanjutkan perjalanan hingga di depan Hotel Oranje/Yamato atau yang sekarang dikenal Hotel Majapahit, kembali terjadi tembak-menembak antara pejuang dan sekutu. Teatrikal tersebut pun mendeskripsikan besarnya korban di kedua belah pihak dan disaksikan langsung oleh sejumlah veteran Surabaya 45’.

Rangkaian parade ditutup ketika rombongan sudah memasuki pelataran gedung Balai Kota dengan disusul sejumlah unsur masyarakat Surabaya serta perwakilan TNI di barisan marching band.

Perang fisik semacam itu memang sudah tak lagi jadi tantangan buat generasi Indonesia dewasa ini. Oleh karena itu, parade peringatan hari pahlawan yang punya tema “Apakah Kita Juga Pahlawan?” ini pun, juga punya pesan tersendiri untuk disampaikan ke masyarakat Surabaya dan Indonesia secara luas.

Pesan bahwa generasi muda sekarang juga punya “alam terbuka” untuk jadi pahlawan bagi negara yang tentunya tak dicapai dengan tembak-menembak sembari mempertaruhkan nyawa bak para pejuang-pejuang kita di masa silam.

“Kita punya tema, ‘Apakah kita juga pahlawan?’ Sebelum hari-H di mana-mana ditempel (spanduk) pertanyaan itu. Kita ingin menyampaikan bahwa pahlawan itu ada banyak, enggak harus orang yang maju di garis depan pegang senjata,” tutur Ady Setiawan, anggota komunitas Roodebrug Surabaia, Minggu (10/11/2013).

“Seorang siswa yang berjuang untuk Olimpiade Internasional dan menang, dia mengharumkan nama bangsa, dia pahlawan. Seorang atlet, dia berjuang, menang dan membuat lagu Indonesia Raya dinyanyikan di pentas dunia, dia juga pejuang,”  lanjutnya.

“Orang-orang Tenaga Kerja Indonesia yang mendatangkan devisa, itu juga pahlawan. Bahkan seorang ayah yang banting tulang untuk menghidupi istri dan anak-anaknya, itu juga pahlawan. Nah, sekarang gelar pahlawan itu, adalah tentang apa yang sudah kita perbuat. Jika masih bingung apa arti pahlawan, marilah berbuat sesuatu. Intinya tema yang dibawakan tahun ini itu, bahwa kita semua juga pahlawan,”  tuntas Ady Setiawan.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement