JAKARTA - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi maraknya perilaku bebas di kalangan remaja. Pendampingan orangtua dan lingkungan sekitar dinilai ampuh untuk menangkal perilaku tersebut. Namun yang terutama adalah kemampuan untuk menahan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan positif.
Demikian disampaikan alumni Jurusan Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, Mia. Dia mengungkap, harus ada kesadaran dalam diri kaum muda terhadap akibat dari perilaku seks bebas.
"Sebenarnya harus ada dorongan dalam diri sendiri kalau melakukan seks bebas itu enggak boleh. Bisa dengan banyak banyak belajar agama biar pikirannya positif. Soalnya pendidikan seks dini itu juga enggak bantu, malah menyarankan pakai kondom biar tidak kena AIDS," urai Mia kepada Okezone, Rabu (1/1/2014).
Sementara itu, mahasiswa Manajemen Universitas Gunadarma Tere menilai, peran orangtua tidak kalah penting dalam upaya mencegah semakin maraknya perilaku seks bebas di kalangan remaja.
"Pengawasan dan pendekatan orangtua itu lebih bisa diandalkan. Soalnya ada kemungkinan besar anak-anak yang seperti itu karena kurangnya keharmonisan keluarga. Kurangnya pendekatan diri ke Sang Pencipta juga bisa jadi salah satu penyebab utamanya," jelas Tere.
Dengan demikian, lanjutnya, ketika teman-teman sepergaulan memberikan pengaruh buruk, kita bisa berpendirian teguh dan tidak tergoda. "Biasanya kalau dia ingat orangtua dan agama ada sedikit bantuan perang batin. Jadi kalau ada ajakan untuk berbuat negatif tidak akan terpengaruh," urainya.
Pendapat serupa disampaikan mahasiswa S-2 Lingustik Universitas Indonesia (UI), Aldi. Dia menyebut, selain orangtua, kepedulian lingkungan sekitar juga dapat menjadi tameng untuk mencegah perilaku tersebut.
"Peran orangtua dan sekolah sangat penting. Kalau tidak ada kerjasama dari kedua pihak, ya susah. Ditambah kepedulian masyarakat juga diperlukan. Misalnya saat jam sekolah ada anak sekolah jalan-jalan di mal atau nonton bioskop tidak boleh masuk atau ditahan dan dilaporkan ke sekolah," kata Aldi.
Lain lagi pendapat Ivan, mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Gajdah Mada (UGM) Yogyakarta. Dia berpendapat, peran pemerintah juga dibutuhkan mengingat arus informasi yang sangat cepat saat ini.
"Free sex banyak faktor, bisa internal dan eksternal. Kalau dari internal ya pintar-pintar tiap orang untuk mengendalikan nafsu. Kalau eksternalnya bisa dari media sosial sama media massa. Jadi harus ada upaya dari pemerintah juga untuk mengendalikan arus informasi dan teknologi yang masuk ke Indonesia dan dikonsumsi masyarakat," tutur Ivan.