JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan alasan kemarahanya dengan Dinas Kebersihan yang terjadi pada Rabu 8 Mei 2014. Ahok mengaku kesal karena Dinas Kebersihan lama dalam merekrut petugas kebersihan.
"Karena kita sudah minta dari bulan lalu, dari bulan lalu sudah saya bilang: 'jadi penyelesaiannya mau kayak gimana. Lalu dia bilang: 'kalau bapak setop swasta, swasta punya pegawai. Saya bilang: 'kalau ada pegawai, ya sudah kita saja yang rekrut. Ternayata dari swasta sendiri bilang banyak pegawai mereka yang dipecat. Setelah dipecat, mereka rekrut sendiri. Itu sudah salah kan," ujarnya saat ditemui di Balai Kota, Jumat, (9/5/2014).
Selain itu, Ahok juga mempertanyakan sistem pembayaran gaji bagi para petugas kebersihan tersebut. Selama ini, menurutnya, sistem gaji tidak transparan. Berdasarkan laporan yang diterimanya, banyak petugas kebersihan yang digaji tidak penuh, namun tidak jelas kemana uang tersebut mengalir.
"Kalau ada 10.000 gimana mau ngabsen dia masuk apa tidak. Yang terjadi, ada laporan uang yang dikirim masuk ke kepala seksi. Uang gaji orang-orang itu dibayar penuh, tapi mereka digajinya tidak penuh. Nah, uangnya lari kemana. Selisihnya bisa Rp400 juta. Rp400 juta pesta pora dong bagi-bagi. Makanya harus transparan," tuturnya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengancam akan mencari tahu mengenai permasalahan ini ke kantor Dinas Kebersihan. "Kalau Anda enggak mau kasih tahu saya, saya blusukan, saya tongkrongin loh kantor kamu. Gue bawa pengawal deh kalau mau ribut dor-doran sekalian," ucapnya.
Terkait siapa yang salah dalam kasus ini, Ahok mengatakan tak sepenuhnya salah Kepala Dinas Kebersihan, Saptastri Edinigtyas. "Memang ya keliatan sih bu Tyas sih, namanya juga ibu-ibu kan dia juga baru setahun gitu loh. Bisa juga dia ditipu dari anak buahnya. Sebenarnya sih saya enggak marahin dia (bu Tyas) saya marahin si Made yang nyewa-nyewain itu," tuturnya.
Ahok berharap dengan menggunakan sistem hitungan per wilayah diharapkan bisa transparasi. "Saya enggak mau lagi pakai sistem hitungan absen, saya maunya per wilayah, berapa lama? Tiga hari (ibu Tyas yang bilang) bisa pak, dia (Made) bilang dua minggu. Kita tungguin dua minggu. Sudah cukup sabar saya," pungkasnya sambil menghela nafas.
(Susi Fatimah)