JAKARTA - Aksi kekerasan terhadap 20 orang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sekolah Al Kamal, Kebon Jeruk, Jakarta Barat di-bully oleh seniornya di area Copy Cast Joglo, pada 20 Agustus 2014 silam mencoreng dunia pendidikan. Kepala sekolah SMA Al-Kamal dianggap pantas mendapatkan sanksi.
"Murid yang telah melakukan bullying harus diberi sanksi. Kepala sekolah SMA, juga harus diberi sanksi berat karena sudah tidak mampu memimpin sekolah," kata pendiri Yayasan Al Kamal, Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat dalam pesan elektroniknya, Selasa (30/9/2014).
Kepala Sekolah SMA yang baru, lanjutnya, harus lebih memiliki leadership tinggi sehingga bisa mengontrol murid-muridnya selama menjalani pendidikan di Al Kamal.
"Di Al Kamal bullying dilakukan dari sisi waktu, lokasi, dan cara. Bahkan siswa kami ada yang ketakutan untuk bercerita kejadian sebenarnya. Bahkan siswa diperlakukan lebih tidak manusiawi," imbuhnya.
Dia menyesalkan tindakan kepala sekolah yang sudah diberhentikan namun masih bertahan menduduki jabatan tersebut.
"Bahkan dia ikut mendirikan yayasan tandingan dengan duduk sebagai pembina, diduga menggunakan izin domisili palsu dengan memalsukan tandatangan Pak Lurah dan Pak Camat. Ini sudah dilaporkan ke Polda," bebernya.
Sebelumnya Wakil Kepala Sekolah Al Kamal Bidang Kurikulum, Silmy Kaavah Purnama membantah adanya dugaan aksi kekerasan di Sekolah Al Kamal, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Dia telah mendapatkan telefon dari wali murid pada Rabu 20 Agustus 2014 malam. Orangtua tersebut mengeluh karena anaknya pulang malam dan mengalami pusing.
"Saat ditanya ke anaknya, katanya disuruh jalan jongkok, lalu saya sebagai pihak sekolah mencari tahu hal itu. Dan informasi dari siswi yang berada di lokasi katanya disuruh jalan jongkok, makan nasi hanya pakai garam, dan permen," ujar Silmy kepada wartawan di Sekolah Al Kamal, Jumat, 5 September lalu.
(Rizka Diputra)