Kata dia, Jokowi-JK harus bisa menjalin komunikasi politik yang lebih canggih dan daya rangkul yang makin cekatan. Meski ada dukungan dari ekstraparlementer, seperti relawan, LSM, hingga KPK yang berbuah positif tapi tidak sepenuhnya menjawab tantangan parlemen.
"Kita membutuhkan kehidupan politik yang tertib dalam ruang-ruang formil yang telah tersedia, bukan kehidupan politik yang ingar bingar, mendorong akumulasi massa, dan tekanan ekstra parlemen. Itulah syarat utama dan ruang kondusif yang diperlukan pemerintah agar bisa memelopori semboyannya sendiri, yakni bekerja, bekerja, dan bekerja," paparnya.

PPI kata dia, menaruh harapan besar kepada pemerintah Jokowi-JK dalam berbagai aspek. Dalam bidang kebudayaan Jokowi-JK diharapkan bisa memperkuat kebudayaan dengan kebijakan-kebijakan yang dinaungi semangat gerakan memperkuat kenusantaraan dan merawat Bhineka Tunggal Ika. Hal ini harus tercermin dalam politik hukum, politik anggaran, dan politik kebijakan-kebijakan lainnya.
"Pluralisme adalah sebuah takdir yang harus ditempuh oleh bangsa yang majemuk ini," tuturnya.