DEPOK - Sosiolog Perkotaan Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Somantri menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baik dilakukan jika sesuai asas keadilan sosial.
Kenaikan harga BBM, lanjutnya, sejatinya dilakukan sepanjang alokasi subsidi diberikan tepat sasaran.
"Kalau saya melihat begini, keadilan itu kan baik, keadilan sosial harus dibangun. Kenaikan harga BBM menurut saya baik sepanjang alokasi subsidi diberikan kepada orang-orang tidak mampu," tegas Gumilar, Rabu (5/11/2014).

Gumilar yang juga mantan Rektor UI itu menambahkan, selama ini subsidi BBM diberikan kepada masyarakat tergolong mampu, yakni kelas menengah ke atas.
Semestinya, kata dia, subsidi dialokasikan pada pendidikan gratis, kesehatan, infrastruktur, bantuan tunai, dan modal usaha masyarakat tidak mampu.
"Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) langkah tepat tapi harus dievaluasi sistemnya agar tepat sasaran dan berdaya guna, setiap sen uang yang dibayarkan minyak berguna ke hal yang lain," tegasnya.
Gumilar menambahkan ada hal yang penting di mana setiap kenaikan harga BBM akan ada imbas terhadap kenaikan harga lainnya dan inflasi. Ia meminta agar masalah tersebut mampu diatasi pemerintah agar nasib masyarakat miskin tidak semakin terhimpit.
"Pemerintah harus lakukan langkah-langkah, ongkos angkot naik, harga beras, biaya kebutuhan hidup, sabun dan lauk pauk, kalau tidak maka yang miskin mereka makin miskin juga. Inflasi dan harga-harga harus diantisipasi agar stabil," tutupnya.
(Rizka Diputra)