Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertempuran Ukraina vs Separatis Kembali Pecah

Hendra Mujiraharja , Jurnalis-Senin, 17 November 2014 |14:22 WIB
Pertempuran Ukraina vs Separatis Kembali Pecah
Pasukan Separatis Rusia sedang berjaga-jaga di Donetsk. (Foto: Reuters)
A
A
A

DONETSK – Separatis pro-Rusia kembali membuat ulah di Donetsk, Ukraina Timur, pada Minggu 16 November 2014. Pemerintah Ukraina mengatakan separatis pro-Rusia kembali menyerang wilayah tersebut.

Seorang saksi di Donetsk mendengar puluhan serangan yang ditembak dari altileri. Tidak jelas siapa yang meluncurkan serangan tersebut.

Walaupun Ukraina dan separatis pro-Rusia telah menyepakati gencatan senjata pada 5 September 2014, kedua belah pihak tetap saling menyerang. Pertikaian di Ukraina Timur membuat 4.000 orang meninggal dunia. Pasukan pemerintah dan pemberontak saling tuduh telah melanggar aturan gencatan senjata.

“Menurut warga, tembakan dan ledakan senjata berat dapat didengar di banyak wilayah,” demikian pernyataan Pemerintah Ukraina, seperti dilansir Reuters, Senin (17/11/2014).

Sebelumnya, juru bicara militer Ukraina mengatakan, beberapa hari lalu suasana sudah lebih tenang.

“Intensitas penembakan berkurang jika dibandingkan hari-hari sebelumnya. Namun, ada tanda-tanda pemberontak dan pasukan Rusia mempersiapkan serangan,” ujar Andriy Lysenko dalam pertemuan di Kiev.

Pertemuan dihadiri perwakilan dari Rusia dan pengawas keamanan OSCE. Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk, Andrei Purgin, menyatakan bahwa pasukan Ukraina telah sepakat dengan pemberontak untuk menghentikan serangan di sekitar Bandara Donetsk. Namun, Lysenko tidak mengetahui informasi tentang kesepakatan itu.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan Rusia akan tetap terisolasi jika Presiden Vladimir Putin gagal mengakhiri dukungan mereka ke separatis pro-Rusia.

(Hendra Mujiraharja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement