Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Enam Terduga Anggota ISIS Pamit Cari Ilmu Agama

Andi Ilham , Jurnalis-Minggu, 28 Desember 2014 |05:10 WIB
Enam Terduga Anggota ISIS Pamit Cari Ilmu Agama
Enam Terduga Anggota ISIS Pamit Cari Ilmu Agama
A
A
A

MAKASSAR - Enam orang terduga simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang ditangkap personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, ternyata pernah belajar di Pondok Pesantren Madrasah Tahfizul Quran. Lembaga pendidikan ini berada Jalan Manuruki, Sudiang Raya, Makassar.

Kendati hanya berjarak sekira 300 meter dari Mapolda Sulsel, cukup sulit untuk menemukan lokasi pesantren ini. Letaknya berada di dalam lorong sebagai pintu masuk khusus yang terpisah dengan permukiman warga.

Sekilas, pesantren tersebut terlihat bernuansa tradisional dengan bangunan dominan terbuat dari kayu. Ketika memasuki kompleks pesantren yang ramai dengan murid-murid yang masih belia, Okezone harus melapor kepada penjaga di depan pintu masuk.

Kendati sudah melapor, tidak serta merta bisa menemui pimpinan pesantren tersebut, Ustad Muhammad Basri. Okezone harus menunggu izin agar bisa mewawancarai sang ustad terkait penangkapan enam simpatisan ISIS di Jakarta. Okezone kemudian diarahkan ke sebuah ruang pertemuan.

Ternyata di dalam ruangan berukuran 5x8 meter tersebut, sudah berkumpul sekitar enam orang termasuk Ustad Muhammad Basri yang menanyakan maksud kedatangan. Awalnya, sang ustad terkesan tertutup terkait penangkapan tersebut namun kemudian melunak dan menceritakan perihal keenam orang tersebut.

Ustad Muhammad Basri mengaku, terduga simpatisan ISIS yang ditangkap tersebut merupakan muridnya karena pernah belajar di pesantren tersebut. Menurutnya, dia tidak menghalangi orang yang ingin belajar agama kepada dirinya.

“Ya, benar mereka pernah belajar di pondok pesantren ini dan mereka memang benar ada murid saya,” jelasnya kepada Okezone.

Lelaki berjenggot putih itu mengaku, sebelum berangkat, keenam orang tersebut sudah memberitahukan akan pergi memperdalam ilmu keagamaan. Termasuk ke sejumlah negara di daerah Timur Tengah. Ustad Muhammad Basri mengungkapkan, muridnya tersebut tidak ingin belajar ilmu agama di Indonesia dengan alasan, ulama tidak lagi mengajarkan ajaran yang sesuai dengan syariat. Selain itu, pemahaman yang dianut mereka tidak sejalan dengan pendapat ulama di negeri ini.

“Siapapun yang ingin mencari dan memperdalam ilmu, tidak boleh dihalangi karena itu termasuk ibadah. Apalagi karena mereka merasa ilmu yang diajarkan di Indonesia sudah tidak sesuai dengan keyakinan. Hal itu sudah sering dilakukan murid-murid di pesantren ini dan pasti didukung,” ujarnya.

Menurutnya, selain menuntut ilmu, kepergian murid-muridnya tersebut sekaligus untuk menenangkan jiwa. Alasannya, di negeri ini tidak tenang dan sering terjadi kekacauan . Dia mencontohkan baku tembak antara polisi dengan TNI.

“Saya sampaikan, negeri ini sudah sangat bebas. Komunis saja hidup, kafir bebas dimana-mana sehingga jika mereka ingin keluar negeri, saya persilakan,” tandasnya.

Terkait penangkapan oleh Densus 88 di Jakarta, Ustad Muhammad Basri mengaku sudah mendapat pemberitahuan. Kendati demikian, belum ada informasi resmi termasuk dari pihak yang berwajib. “Ada bilang sama saya mereka ditangkap. Tapi saya belum dapat infonya,” ujarnya menutup perbincangan.

Selama wawancara tersebut berlangsung, sejumlah murid Pondok Pesantren Madrasah Tahfizul Quran sibuk mengawal dan mendokumentasikan perbincangan dengan kamera dan video ponsel.(sna)

(Stefanus Yugo Hindarto)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement