Keberhasilan Hamza memperoleh telefon genggam ternyata merupakan keuntungan tersendiri baginya. Sebab, tidak semua anggota ISIS bisa mendapat keuntungan seperti dirinya.
“Saya mengatakan kepada komandan bahwa saya membutuhkan telefon genggam untuk berbicara dengan keluarga saya, dan dia setuju. Saya berjanji kepadanya akan membuktikan loyalitas dan keberanian saya,” ujarnya.
Hal ini membuat Hamza dapat mengatur pelarian melalui teman dan membayar orang yang telah membantu mengeluarkannya. Dia melarikan diri pada Januari 2015 ketika bertugas di tepi Fallujah, sehingga dia dapat kabur dengan mudah.
Hamza membutuhkan lima hari untuk mencapai tempat yang aman. Namun, dia tidak dapat menceritakan semua mengenai ISIS karena takut akan reaksi kelompok itu. Hal yang jelas, tidak semua anggota ISIS dapat memasuki sebuah ruangan khusus.
“Contohnya, kami para pejuang ISIS tidak dapat memasuki apa yang mereka sebut ruang operasi ISIS. Di sana banyak komputer dan ahli dari negara asing. Namun, komandan saya bisa menggunakan internet dan mendapatkan password WiFi karena memberikan sejumlah uang kepada teknisi itu,” sambungnya.
(Hendra Mujiraharja)