Din Minimi bergabung ke GAM sejak Tahun 1997 di bawah pimpinan almarhum Tgk Kaha. Saat itu ia mengaku siap angkat senjata untuk kembali menuntut keadilan dari Pemerintah Provinsi Aceh.
Dalam sebuah kesempatan, Din Minimi secara terang-terangan berpose dengan senjata AK-47 dan simbol GAM. Foto itu, disiarkan media-media lokal lengkap dengan pernyataan sikap mereka yang menuai kontroversial.
Namun Selasa lalu, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin mengatakan Abu Minimi alias Nurdin alias Din Minimi tidak terlibat dalam penculikan dan pembunuhan dua anggota Inteldim 0103 Aceh Utara. Safaruddin mengungkapkan, Minimi menyatakan tidak tahu-menahu soal tewasnya kedua intel itu.
"Tadi pagi saya kontak Din Minimi untuk konfirmasi, tapi tidak bisa. Berapa jam kemudian, dia kontak saya. Saya tanya apa dia tahu soal penculikan dua intel, apa dia terlibat, dia menyatakan dia tidak tahu, dan tidak terlibat dengan penculikan itu," ujarnya.
Sementara itu Pengamat Teroris Al Chaidar menduga pelaku penjulikan Intel TNI, Sertu Indra dan Serda Hendri adalah teroris kelompok Abu Roban. Kelompok ini sering beroperasi di Aceh dan Medan. Mereka banyak menggunakan senjata api jenis AK47 dan M19. Identik dengan penemuan selongsong peluru yang berserakan di dekat dua jenazah intel itu.