Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perundingan Mandek, Siliwangi Bendung Psywar KNIL 'Andjing NICA'

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 11 April 2015 |06:53 WIB
Perundingan Mandek, Siliwangi Bendung <i>Psywar</i> KNIL 'Andjing NICA'
Ilustrasi Konflik TNI-KNIL (Foto: Randy Wirayudha/Okezone)
A
A
A

Belanda mendesak pemerintah Indonesia untuk memerintahkan TNI menyerahkan senjata dan menghentikan perang gerilya. Jika tidak, Belanda enggan melanjutkan jalan diplomatik dan membawanya ke Konferensi Meja Bundar.

Sebelum akhirnya Belanda dan Indonesia melakukan gencatan senjata resmi lewat Perjanjian Roem-Roijen pada 14 April-7 Mei 1949, masih terjadi aksi gangguan, psywar dan bahkan bentrokan antara TNI dan pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) – pasukan Hindia-Belanda.

Salah satunya dialami satuan-satuan dari Divisi Siliwangi yang belum lama sampai ke Jawa Barat, usai perintah kembali (long march) dari Yogyakarta, Desember 1948. 11 April 1949 di sekitar Cibubuan Conggeang, Sumedang, terjadi pertempuran sengit antara Batalyon II Tarumanegara dengan unsur-unsur KNIL Batalyon V “Andjing NICA”.

Sebutan “Andjing NICA” sendiri berasal dari julukan orang-orang Indonesia yang pro-Belanda saat itu. Sementara Batalyon V KNIL dikenal sebagai pasukan “Belanda Hitam” yang terdiri dari prajurit-prajurit asal wilayah timur yang paling brutal dan ganas.

Kembali pada pertempuran di Sumedang, sedianya pihak Belanda sempat menawarkan gencatan “gencatan lokal” untuk jangka waktu dari 19 Maret sampai 26 April. Jelas Siliwangi menolak mentah-mentah,

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement