JAKARTA – Sejumlah negara di Afrika sedang mengalami konflik. Kendati tidak menolak untuk dibahas, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap isu tersebut tidak menjadi pembahasan utama dalam Konfrensi Asia Afrika (KAA) kali ini.
“Sekali lagi, kita tidak menghindari kalau isu itu (konflik di Afrika) akan dibahas. Tetapi, harapan kita adalah jangan sampai terjebak pada isu itu, yang kemudian isu bersarnya, ruh dari Dasasila Bandung itu jadi hilang,” kata Menlu Retno Menlu Retno dalam wawancara dengan Okezone, Senin 14 April 2015.
“Seperti yang saya sampaikan, andai kata semua negara mengobserve apa yang ada di Dasasila Bandung, itu sudah menu komplit untuk menjadikan dunia ini lebih baik,” lanjutnya.
Menlu Retno menambahkan, usaha untuk menyelamatkan negara-negara yang tergabung dalam KAA sudah tercantum dalam Dasasila Bandung yang tercipta pada 1955.
“Di Dasasila Bandung, ada penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) itu nomor satu. Baru kemudian yang lain-lain, saya sendiri kagum dalam artian tahun 1955. Waktu itu Indonesia baru berusia 10 tahun, masih baby,” ungkapnya.
“Tapi, kita sudah bisa menginisasi satu pertemuan yang hasilnya tidak lekang dimakan waktu. After 60 year all the principal remains valid, dalam situasi dunia seperti sekarang ini,” sambungnya.

(Hendra Mujiraharja)