JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengungkapkan bahwa dia ingin semakin banyak melibatkan perempuan dalam operasi penjaga perdamaian, sebagai bagian dari prioritas Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB, di samping beberapa prioritas lainnya.
Sejak menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada awal tahun ini, Indonesia mengusung misi untuk menjaga ekosistem perdamaian, yang merupakan konsensus dari Dewan Keamanan. Upaya ini dilakukan Indonesia dengan berperan sebagai bridge builder, yang menjembatani hubungan antara negara-negara yang berkonflik.
BACA JUGA: Indonesia Resmi Jadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB
Menurut Menlu Retno, peran tersebut telah berhasil dijalankan dengan baik oleh Indonesia.
“(Peran) menjadi bridge builder ini telah diakui oleh Sekjen (Sekretaris Jenderal) PBB pada pertemuan ASEAN-UE baru-baru ini di Bangkok.
“Pada pertemuan terbuka, Sekjen PBB mengatakan bahwa dia mengakui peran Indonesia sebagai bridge builder selama Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Peran sebagai bridge builder memang diperlukan oleh dunia yang terbelah-belah sekarang ini dan itu mendapat apresiasi dari Sekjen PBB,” kata Menlu Retno dalam wawancara dengan Okezone.
Hal lain yang juga mendapat perhatian dalam konteks menjaga ekosistem perdamaian adalah partisipasi Indonesia dalam Operasi Penjaga Perdamaian (Peacekeeping Operation/PKO) di mana Indonesia menjadi salah satu negara kontributor terbesar. Terkait hal ini, Menlu Retno mengatakan bahwa dia ingin semakin melibatkan dan memberdayakan perempuan dalam PKO PBB.

“Saya ingin memperdayakan perempuan PKO, baik jumlah maupun kapasitas perempuan itu harus kita naikkan. Jadi di wilayah paskakonflik itu banyak sekali yang perlu perempuan di lapangan nah ini masih ada gap antara kebutuhan dengan yang dimiliki oleh dunia, dalam hal jumlah PKO perempuan. Oleh karena itu harus diperbanyak harus di naikkan kapasitasnya, porsi deployment-nya harus bersahabat dengan perempuan,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini Indonesia sudah melibatkan lebih dari 100 perempuan di dalam PKO-nya, yang dapat dikatakan jumlah yang sudah sangat baik.
Hal lain yang juga menjadi prioritas Indonesia di Dewan Keamanan PBB adalah mensinergikan organisasi regional dengan PBB agar dapat menangkal ancaman secara lebih efektif.