IBARAT berburu serigala dengan serigala, Kolonel Achmad Jani (EYD: Ahmad Yani) meminta bantuan sahabatnya, seorang warga negara Amerika Serikat (WN AS), George Benson untuk bisa menyempurnakan penyusunan “Operasi 17 Agustus”, menumpas gerakan Pemerintah Republik Revolusioner Indonesia (PRRI).
Sebelumnya diceritakan Kolonel Jani diperintahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Abdoel Haris Nasution, untuk meredam gerakan PRRI di pusatnya, di Kota Padang.
PRRI merupakan gerakan pembelotan pada pemerintah pusat yang sudah jadi rahasia umum, bahwa mereka dibekingi AS via CIA (Central Intelligence Agency). Mereka sebelumnya memberi bantuan beragam senjata mitraliur dengan kapal selam dari Thailand, pada Februari 1958.
AS tak ingin wilayah-wilayah kaya minyak, seperti di Riau, terus dikuasai (Presiden RI pertama) Soekarno yang mulai cenderung memihak sayap kiri, sosialis dan komunis dalam pergaulan internasional. Hal itu membuat cemas Menteri Luar Negeri AS saat itu, John Foster Dulles, dalam memoar wartawan AS, Keyes Beech, “Not Without the Americans”.