Kabar kebocoran itu segera sampai ke telinga Kolonel Jani. Tapi dengan kalem, perwira kelahiran Purworejo, Jawa Tengah 19 Juni 1922 itu justru menetapkan operasi jalan terus.
“Kita jalan terus dengan rencana yang sudah di tangan pemberontak. Biar mereka tahu taktik kita,” seru Kolonel Jani.
Kendati pasukan PRRI sudah tahu rencana itu, tetap saja tentara PRRI yang punya kekuatan sekitar 4000 personel bukan tandingan pasukan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang diterjunkan, baik Angkatan Darat, Laut dan Udara.
Pemboman dari kapal-kapal Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI, sekarang TNI AL) digencarkan sejak 16 April 1958 dan sehari kemudian, operasi gabungan terbesar saat itu diterjunkan untuk merebut Kota Padang, tanpa perlawanan berarti dari pasukan PRRI.
(Randy Wirayudha)