BENGKULU – Dalam memperingati Hari Bumi yang jatuh pada Rabu 22 April, Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPPB) yang beranggota organisasi kelompok mahasiswa dan lembaga lingkungan hidup menggelar pemulihan hewan karang.
Mereka menggunakan metode transplantasi dengan me-launching atau peletakan penenggelaman ratusan substrat beton atau media yang dipakai sebagai tempat berdirinya terumbu karang, di sebelah barat Pulau Tikus, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
''Kita sudah membuat substrat sebanyak 120 buah. Itu akan kita letakkan di sebelah barat Pulau Tikus dengan kedalaman sekira 7 meter,'' kata Ketua Forum Pemuda Peduli Bengkulu, Feri Vandelis, kepada Okezone, Rabu (22/4/2015).
Ia menambahkan, peletakan substrat di sebelah barat tersebut hanya bersifat sementara. Setelah tiga bulan substrat akan dipindahkan ke wilayah timur Pulau Tikus.
''Hasil survei kita sebelah timur Pulau Tikus tingkat kerusakannya sudah parah. Makanya, perlu adanya pemulihan,'' jelas Feri, yang juga menjabat sebagai Manager Kampanye, Walhi Bengkulu.
Ia menjelaskan, dari hasil penelitian yang telah dilakukan dosen Universitas Bengkulu (Unib) beberapa waktu lalu, setiap tahunnya daratan Pulau Tikus terus menyusut sedalam 5 meter akibat abrasi air laut.
Hal tersebut ditandai dengan sebanyak 3 bangunan rumah di Pulau Tikus yang berjarak sekira 10 mil dari Kota Bengkulu itu sudah menjadi imbas dari abrasi air laut. Bahkan, dari data yang diperoleh Walhi, dataran Pulau Tikus saat ini hanya tersisa 0,77 hektare (Ha).
''Gugusan karang di Pulau Tikus diketahui menjadi salah satu benteng pertahanan daratan Bengkulu dari ancaman gempa bumi dan tsunami. Maka dari itu, perlunya pemulihan hewan karang di lokasi itu dan jika tidak sejak dini maka tidak tutup kemungkinan pulau itu akan hilang,'' tambah Feri.
Di sisi lain, dalam pemulihan hewan karang di Pulau Tikus tersebut, kata Feri, satu buah lukisan karya dari anggota Walhi Bengkulu dilelang, dengan Gubernur Bengkulu, seharga Rp5 juta. Hal tersebut, jelas dia, untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan substrat beton.
''Lukisan bergambarkan Bung Karno yang menghadap view tower dan pulau tikus kita lelang dengan Gubernur Bengkulu. Itu kita lakukan lantaran kita kekurangan dana dalam upaya pemulihan terumbu karang di Pulau Tikus,'' demikian Feri.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))