YOGYAKARTA - Menanggapi munculnya Sabda Raja Sri Sultan Hamengku Bawono X, sejumlah kalangan berharap tidak ada polemik yang meruncing dan menyebabkan perpecahan di kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.
Sejarawan dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Silverio Aji Sampurno mengatakan, dirinya berharap Ngarso Dalem (Sri Sultan) menjelaskan masalah yang terjadi terkait perubahan nama dan pengangkatan GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi. Apalagi, kemarin adik laki-laki sultan tidak ada yang hadir dalam acara Sabda Raja.
Selain itu, akan muncul pro dan kontra di masyarakat terkait pengangkatan raja perempuan. Masyarakat yang pro karena setuju dengan isu kesetaraan gender. Sementara yang kontra menilai dari sisi paugeran dan religius, dimana tidak ada imam dari perempuan.
"Alangkahkah baiknya Ngarso Dalem menjelaskan kepada kerabat terkait perubahan nama dan pengangkatan GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi. Sebab, menurut saya itu kewenangan Ngarso dalem untuk mengubah nama, dan mengangkat," katanya di kampus Sanata Dharma Yogyakarta, Rabu (6/5/2015).
Ia menilai, penjelasan ini diperlukan untuk mencegah munculnya 'investor politik' yang menunggangi permasalahan ini. "Jangan sampai ada investor politik terkait masalah ini, sehingga muncul polemik berkepanjangan, Kraton Solo sudah menjadi cermin dengan muncul dua raja," ulasnya.